Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bentang tengah (center span) kedua dari Jembatan Holtekamp tiba di Jayapura, Papua, pada Selasa, 2 Januari 2018, pukul 14.00 WIT, setelah menempuh jarak 3.200 kilometer dari Surabaya. Diperlukan waktu 17 hari untuk mengangkut jembatan baja seberat 2.000 ton ini.
Pengiriman bentang tengah ke-2 dilakukan pada Minggu, 17 Desember 2017, dan dijadwalkan baru akan tiba pada 7 Januari 2018. Sebelumnya, bentang tengah ke-1 tiba pada Kamis, 21 Desember 2017, demikian siaran pers dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Rabu, 3 Januari 2018.
Baca juga: Jokowi Periksa Pembangunan Holtekamp
Jembatan ini menghubungkan Hamadi, distrik di Jayapura Selatan, dengan Holtekamp, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura. Konektivitas ini diharapkan mampu memotong waktu tempuh pengguna jalan dari Kota Jayapura ke Muara Tami yang akan menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw dari semula 2,5 jam menjadi 1 jam.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, saat melepas kapal yang membawa bentang tengah ke-1, mengatakan Indonesia memiliki kemampuan membangun jembatan bentang panjang dengan kualitas rapi dan kuat. Hal ini telah dibuktikan dengan inovasi yang dilakukan dalam pembangunan Jembatan Holtekamp. Pembangunan jembatan ini bertipe box baja pelengkung dengan pengerjaan bentang utama dilakukan PT PAL Indonesia di Surabaya.
“Ini adalah komitmen pemerintah memaksimalkan sumber daya dalam negeri. PT PAL bisa membuat kapal perang dan kapal selam, tentu mampu membuat jembatan," ucap Basuki.
Pembangunan jembatan dapat menggerakkan industri baja nasional serta memberikan pekerjaan kepada para tenaga ahli dan pekerja konstruksi Indonesia. Pembuatan bentang tengah dengan bobot 2.000 ton ini menggunakan metode center span strand lifting yang pertama dilakukan di Indonesia.
“Saat ini kami tengah melakukan persiapan untuk pengangkatannya, yang rencananya dilakukan pada 21 Januari 2018. Setelah nantinya terpasang, akan dilakukan pengecoran lantai jembatan. Ditargetkan pekerjaan bentang tengah jembatan akan selesai pada Juni 2018,” kata Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Jayapura Osman Marbun.
Perakitan bentang tengah Jembatan Holtekamp tidak dilakukan di lokasi pembangunan jembatan, tapi oleh PT PAL Indonesia di Surabaya. Hal ini bertujuan meningkatkan aspek keselamatan kerja, meningkatkan kualitas pengelasan, dan mempercepat waktu penyelesaian hingga tiga bulan.
Panjang bentang tengah adalah 400 meter, ditambah jembatan pendekat 332 meter, yang terdiri atas 33 meter pendekat dari arah Hamadi dan 299 meter dari arah Holtekamp, sehingga panjang jembatan keseluruhan 732 meter. Lebar jembatan adalah 21 meter, terdiri atas empat lajur dua arah, dilengkapi median jalan.
Pembangunan Jembatan Holtekamp dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Papua, Direktorat Jenderal Bina Marga, bersama dengan Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Kota Jayapura.
Kementerian Pekerjaan Umum mendanai pembangunan jembatan utama, Pemerintah Provinsi Papua mendanai pembangunan jembatan penghubung arah Holtekamp, serta Pemerintah Kota Jayapura mendanai pembangunan jalan pendekat dan pembebasan lahan.
Biaya pembangunan Jembatan Holtekamp di Papua ini mencapai Rp 1,7 triliun dengan konsorsium kontraktor PT Pembangunan Perumahan, PT Hutama Karya, dan PT Nindya Karya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini