Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Dicintai Tetangga

Berbagai jenis kamera buatan PT Honoris Industry yang mendompleng nama fuji mempunyai pasaran baik di luar negeri, bahkan di Jepang, nirwana group tak mau ketinggalan. (eb)

7 September 1985 | 00.00 WIB

Dicintai Tetangga
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
JANGAN kaget bila kamera yang Anda beli di luar negeri - misalnya King Torel-35 A yang dijual di Jepang, Hanimex 35 SC di Sydney, atau Fujica MA-1 di Prancis - sebenarnya buatan Indonesia. Semua model itu sama dengan Fujica MA-1 yang dijual di sini, buatan pabrik PT Honoris Industry di Bekasi, Jawa Barat. Pabrik yang didirikan 1982 itu, termasuk 10 anggota Modern Group, dinyatakan sebagai pabrik kamera Indonesia yang pertama. Investasinya, mula-mula, baru sekitar Rp 500 juta, untuk membangun pabrik berkapasitas produksi 24.000 kamera di tahun pertama. Mendompleng nama Fuji, kamera Fujica produksi PT Honoris Industry, yang dijual sekitar Rp 20.000 per unit, ternyata bisa mendapatkan pasaran baik. Bahkan, agen-agen Fuji di luar negeri berhasil melebarkan penjualan sehingga produk PT Honoris Industry makin menjulang. Kapasitas pabrik diperluas hingga mencapai produksi 400.000 unit kamera per tahun, dengan nilai investasi Rp 3,5 milyar. Pasarannya di dalam negeri memang masih bertahan pada sekitar belasan ribu unit. Tapi ekspornya terus berkembang. "Sejauh ini, ekspor sudah dilakukan ke 22 negara terutama ke Prancis, Italia, Kanada, Austraiia, Timur Tengah, Amerika Selatan, tetangga di ASEAN, bahkan ke Jepang," tutur Michael V. Haribowo, manajer umum PT Honoris Industry. Kamera-kamera praktis (compact model) itu juga telah ditawarkan kepada delegasi dagang RRC yang belum lama berkunjung kemari. "Honoris Industry adalah perusahaan murni Indonesia. Kami cuma membayar royalti ke Fuji, dan bebas menjual ke seluruh dunia," tutur Samadikun Hartono, presiden direktur Modern Group. Menurut Haribowo, kamera Fujica MA-1 dirancang dan diproduksi khusus oleh Honoris. Pihak Jepang tak boleh membuat kamera tersebut, kendati untuk penjualan di Negeri Sakura. Karena itu, kamera yang dijual di Jepang (King Torel) dibubuhi label Made in Indonesia. Uniknya, kamera buatan Indonesia itu bisa bersaing di negeri maju. "Dari ekspor 140.000 unit tahun lalu, 58% jatuh di Prancis," tutur Haribowo. Bukan berarti pasaran di luar itu tak mempunyai saingan. Ada juga kamera sejenis buatan Hong Kong (Haking), Taiwan (Pop), Spanyol (Werlisa), dan merk terkenal Kodak dari AS. Karena itu, Honoris Industry membanting harga sampai sekitar 30% lebih murah dari harga pemasaran di Indonesia. Hal itu bisa dilakukan, antara lain, karena dibantu subsidi dalam bentuk Sertifikat Ekspor 18%. "Harga produksi kami relatif rendah," tutur Michael Haribowo, tanpa memberi perincian. Pabrik Honoris Industry menampung 200 buruh dan mempergunakan 70% komponen lokal. Sisanya, antara lain lensa dan plastik, masih diimpor dari Jepang. Pemasarannya nebeng jalur Modern Group, yang tersebar diseluruh Indonesia, dan di luar negeri lewat agen-agen Fuji. Sukses Modern Group kini juga diikuti Nirwana Group. Penjual film-film Sakura dan perakit kamera Ricoh itu seiak Januari lalu menjajaki ekspor kamera praktis Ricoh F-3, yang mulai di produksi di sini pada 1983. Dengan kapasitas terpasang 40.000 unit per bulan, menurut Antonius, staf pemasaran Nirwana, Photo Co., baru sekitar 20.000 unit dicoba diekspor ke Kanada, Meksiko, Malaysia, Selandia Baru, Norwegia, dan Finlandia. Nirwana membidik pasaran yang lebih mahal: harga Ricoh F-3 Rp 45.800 per unit. Di luar negeri harganya 50% dari harga di dalam negeri. "Kebijaksanaan ekspor ini semuanya ditangani perusahaan prinsipal kami di Jepang," tutur Antonius. Nirwana mengklaim pasaran kamera praktis di Indonesia nomor dua setelah Fujica, tapi belum berani meramalkan pros- peknya di luar negeri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus