Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Dirut BPJS Kesehatan Imbau Kelas Menengah Investasi Asuransi Kesehatan

Survei Inventure 2024 menemukan kelas menengah mulai mengurangi pengeluaran dalam kategori asuransi di tengah menurunnya daya beli.

25 Oktober 2024 | 16.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengimbau masyarakat kelas menengah berinvestasi pada kesehatan dengan mendaftar asuransi. Ajakan itu ia sampaikan di tengah menurunnya daya beli kelas menengah di Indonesia, yang mengakibatkan kelas menengah memangkas pengeluaran termasuk untuk asuransi.

“Sekarang ini kelas menengah tentu harus survive dengan berinvestasi di kesehatan,” kata Ghufron di acara Indonesia Industry Outlook (IIO) 2025 Conference yang berlangsung secara daring pada Jumat, 25 Oktober 2024. “Investasi kesehatan itu lebih penting daripada investasi di tempat lain.”
 
Hasil survei Inventure 2024 tentang Indonesia Market Outlook 2025 menunjukkan adanya 49 persen kelas menengah yang mengalami penurunan daya beli, sedangkan 51 persen mengatakan tidak merasa menurun daya belinya.
 
Di tengah daya beli menurun, survei itu menemukan kelas menengah mulai mengurangi pengeluarannya, termasuk untuk kategori asuransi. 
 
Produk asuransi yang paling besar dipangkas dan prioritas dipangkas adalah asuransi gawai dan asuransi perjalanan. Sementara, produk asuransi paling kecil dipangkas dan proritas tidak dipangkas adalah asuransi pendidikan.
 
Edy Tuhirman, Wakil Ketua Asosisasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), mengatakan asuransi sejatinya adalah “bisnis cinta”. “Kenapa sebut bisnis cinta? Contoh, kalau kita cinta pada diri kita sendiri, kita akan beli asuransi kesehatan. Sehingga kalau kita sakit, kita tahu ada yang menanggung biayanya,” ujarnya.
 
Ia mengatakan teknologi semakin maju seiring dengan berjalannya waktu, sehingga banyak penyakit yang bisa disembuhkan. Meski demikian, ia melihat biaya pengobatan juga semakin tinggi. “Biaya tahun kemarin dibandingkan empat tahun lalu, sudah dua kali lipat,” tuturnya.
 
Sebanyak 43 persen kelas menengah merasa cukup menggunakan asuransi kesehatan BPJS tanpa kesehatan asuransi swasta, menurut survei Inventure 2024. Sementara 11 persen memangkas pengeluaran asuransi di luar BPJS, dan 10 persen menghentikan pengeluaran asuransi di luar BPJS.
 
Survei Inventure 2024 melibatkan 450 responden yang berasal dari lima kota besar di Indonesia yang meliputi Jabodetabek, Semarang, Surabaya, Medan, dan Makassar. Responden berasal dari kelas menengah generasi milenial dan Gen Z dengan metode survei wawancara langsung pada September 2024. 
 
Dari sisi pengeluaran, sebanyak 79 persen responden berasal dari middle class-A2 dengan pengeluaran rumah tangga sebesar Rp2,1-Rp 9,6 juta, sebanyak 14 persen responden dari aspiring middle class-B dengan pengeluaran rumah tangga sebesar Rp900 ribu-Rp2,1 juta, dan sebesar 7 persen responden berasal dari upper middle class-A1 dengan pengeluaran di atas Rp9,6 juta. 
 
Adil Al Hasan berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus