Dividen astra rp 100

SEJUMLAH sedan Baby Benz Rabu pekan lalu diparkir di pelataran Balai Sidang (Convention Hall) Jakarta. Gedung megah itu disewa oleh PT Astra International untuk rapat umum pemegang saham (RUPS). Pemegang saham yang datang tak lebih dari 30 orang, sementara wartawan yang meliput lebih dari 100 orang. Dari RUPS itu terungkap bahwa keluarga William Soeryadjaya melalui PT Suryaraya Serasi dan Satyasakti Jaya masih menguasai 12 juta saham Astra. ''Tapi saham-saham itu sudah digadaikan pada bank,'' kata Direktur Keuangan Astra, Rini Mariani Soewandi. Adapun 20 juta lembar saham milik Soeryadjaya yang telah dijual ke Newark di Hong Kong telah pula berpindah tangan kepada Oykel Ltd. Saham-saham ini, menurut Presiden Direktur Astra, T.P. Rachmat, mungkin akan diambil oper oleh Toyota Motor Corporation, Jepang. Pada RUPS terlihat bahwa dewan komisaris yang dipimpin Oscar Suryaatmadja dan Prajogo Pangestu sama sekali tidak mengusulkan perombakan direksi. Dan ketika direksi mengusulkan pembagian dividen Rp 100 per lembar saham, suasana RUPS sepi-sepi saja. Astra memang sedang prihatin. Penjualan bersih tahun 1992 tercatat Rp 4.462 miliar, atau susut Rp 470 miliar dibandingkan dengan tahun 1991. Setelah dipotong berbagai biaya, laba bersih tahun 1992 tinggal Rp 81 miliar, yang berarti cuma sepertiga laba tahun sebelumnya.