MENANGGUK laba bersih Rp 1 miliar sehari, bagi manajemen Grup Indocement, rupanya belum cukup. Dengan laba sesudah pajak sebesar Rp 328 miliar, rapat umum pemegang saham Indocement pekan lalu memutuskan terjun di pertambangan batu bara dengan investasi US$ 40 juta dan membeli 35% saham PT Wisma Nusantara (PT WN) seharga Rp 78 miliar. Tapi, untuk membeli saham PT WN, Indocement tak bisa tembak langsung karena harus memperoleh izin Pemerintah lebih dulu. Soalnya, perusahaan yang mengelola President Hotel dan gedung perkantoran itu berstatus PMA. Selama ini, 65% saham PT WN dikuasai oleh Mitsui dan Japan Corporation anak perusahaan Japan Airlines dan sisanya dikuasai pemerintah Indonesia. Kelak, jika Indocement jadi masuk, komposisi pemegang saham tentu berubah. Pihak Jepang akan menjadi pemegang saham minoritas (27,25%), sementara kepemilikan Pemerintah menjadi 37,75%, dan Indocement sendiri 35%. Menurut direksi PT WN, pihaknya sudah lama ingin memperluas President Hotel dengan sebuah menara baru berlantai 30. Hanya saja dananya tak tersedia, kendati hotel itu sendiri meraup laba yang lumayan. Mungkin laba itulah yang mendorong Indocement masuk ke sana, seraya mengucurkan dana Rp 78 miliar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini