SELAMA tahun 1933, PT Astra International berhasil meraih laba Rp 132,4 miliar atau meningkat hampir 62% dari tahun sebelumnya. Dalam RUPS Kamis pekan lalu, Presiden Astra International (AI) Teddy P. Rachmat menjelaskan, kenaikan laba itu antara lain karena ada lonjakan permintaan kendaraan bermotor. Dengan laba itu, Astra bisa membagi dividen Rp 225 untuk setiap lembar saham. "Selain itu, setiap pemegang saham AI juga mendapat tiga lembar saham bonus," kata Teddy. RUPS juga menyetujui peningkatan modal dasar AI dari Rp 1,2 triliun menjadi Rp 3 triliun. Buat Astra, kenaikan laba merupakan prestasi tersendiri, mengingat persaingan mobil semakin ketat. Tahun lalu Astra menjual 120 ribu unit atau hampir 55% dari total penjualan mobil nasional. Tahun ini pun, agaknya prospek AI masih cerah. Dalam triwulan pertama saja, AI mencatat laba Rp 47,2 miliar, 40% lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu. Menurut Teddy, tahun ini permintaan mobil diramalkan akan meningkat 20-30% menjadi 270 ribu unit. Maka, untuk meraih pasar otomotif yang lebih besar, AI berupaya mencari pinjaman baru. Setelah menerbitkan Eurobonds senilai US$ 125 juta, AI berencana melempar Americanbonds. Tapi rencana itu, kabarnya, terpaksa ditunda gara-gara ada kenaikan suku bunga di Amerika.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini