Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Dorong Perluasan Akses Pembiayaan, Kemenkop UKM Gelar Business Matching di Surabaya

Kegiatan business matching berguna untuk menjembatani UKM dengan para mitra usaha melalui pola kemitraan yang sejajar dan saling menguntungkan.

4 November 2023 | 16.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi UMKM makanan. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM bekerja sama dengan Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia (Inotek) menjembatani dan mendorong perluasan akses pembiayaan dan investasi bagi pelaku UKM di Indonesia dengan menggelar ajang temu bisnis atau business matching bertajuk Intimate Business Matching Program Small Medium Enterprise Expo Pembiayaan Investasi Crowdfunding di Surabaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Program yang telah berjalan sejak Juli 2023 ini bertujuan mempertemukan UKM yang telah diinkubasi dengan calon investor potensial, lembaga pendanaan, buyer, dan mitra," kata Asisten Deputi Pembiayaan dan Investasi UKM Kemenkop dan UKM, Temmy Satya Permana dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, 4 November 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Temmy, kegiatan business matching berguna untuk menjembatani UKM dengan para mitra usaha melalui pola kemitraan yang sejajar dan saling menguntungkan. UKM bisa mendapatkan pasar strategis untuk perluasan usaha, sedangkan para mitra bisa menemukan produk UMKM yang potensial untuk memenuhi kebutuhan suplai usahanya.

Selama mengikuti program SME EPIC, para peserta dibekali berbagai materi pelatihan yang bertujuan untuk mengawal kesiapan mereka dalam memasuki dunia investasi.

"Dimulai dari sosialisasi berbagai jenis pembiayaan, bedah usaha untuk meningkatkan pemahaman CEO/business owner terhadap kebutuhan investasi, pelatihan membuat pitchdeck terstandar, hingga pendampingan pitching," kata dia.

Ia berharap kegiatan tersebut dapat menjadi wadah untuk membuka peluang pasar dan pembiayaan dan memberikan kesempatan bagi start-up/UMKM Indonesia untuk memaksimalkan keberlanjutan usahanya.

Senada dengan dengan hal ini, Direktur Eksekutif Yayasan Inotek Ivi Anggraeni menyampaikan dari pengalamannya membina dan mendampingi UKM selama ini, banyak UKM di Indonesia yang membutuhkan pembiayaan.

Namun, sayangnya, mereka bahkan belum mengetahui berbagai jenis pembiayaan yang ada di Indonesia sehingga kurang mampu menyasar calon-calon mitra yang business appetite-nya tepat dan sesuai dengan jasa/produk yang mereka buat.

“Lewat Program EPIC yang kami jalankan, kami membantu para UMKM untuk membedah usahanya dan mengevaluasi kebutuhan pembiayaan yang sesuai," ucap Ivi.

Salah satunya, lanjutnya, melalui pemberian Investment Readiness Report (IRR) kepada sebanyak 20 start-up/UMKM yang dapat digunakan sendiri ataupun calon mitra.

Ivi berharap, pelaku UMKM yang mengikuti program ini dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah dipelajari dan menularkannya kepada pelaku UMKM lainnya. Agar nantinya peserta dapat bersama-sama berkontribusi pada kemajuan perekonomian Indonesia.

Adapun Intimate Business Matching diikuti 42 UKM dari sektor industri kreatif, FnB, dan aplikasi teknologi dengan kebutuhan investasi senilai Rp21,7 miliar. Sedangkan lembaga pembiayaan yang mengikuti acara ini berasal dari perbankan, venture capital, investor swasta, angel investor, crowdfunding, dan potential buyer.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus