Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ekspor tanaman hias Indonesia mencatatkan kenaikan yang signifikan mencapai 69,7 persen pada periode Januari hingga September 2021 dibanding periode sama di tahun sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tanaman hias yang merupakan salah satu komoditas pengalih stres oleh sebagian besar masyarakat di berbagai dunia termasuk di Indonesia, mendorong peningkatan permintaan pasar akan produk tanaman hidup baik tanaman hias maupun bunga potong.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai negara penghasil dan pengekspor tanaman hias, nilai ekspor tanaman hias Indonesia tercatat Januari hingga September 2021 naik sebesar 69,73 persen year-on-year (yoy), mencapai nilai US$ 10,77 juta.
Komponen ekspor tanaman hias Indonesia ini didominasi oleh produk bunga dan kuncup bunga potong segar dengan porsi sebesar 26,92 persen, diikuti oleh lumut mosse dan lichen 22,54 persen, serta tanaman hias jenis lainnya 50,53 persen.
"Meskipun kinerja ekspor tanaman hias Indonesia di tahun 2020 sempat mengalami penurunan, namun aktivitas masyarakat dunia yang berangsur aktif memberikan dampak positif untuk ekspor tanaman hias Indonesia yang terpantau tumbuh 69,73 persen pada periode Januari hingga September 2021,” ujar Kepala Divisi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) / Indonesia Eximbank (IEB) Institute, Rini Satriani, dalam keterangan tertulis, Rabu, 29 Desember 2021.
Selama periode Januari-September 2021, Jepang tercatat sebagai negara tujuan ekspor utama tanaman hias asal Indonesia dengan pangsa sebesar 32,23 persen diikuti oleh Singapura 15,55 persen, Amerika Serikat 13,12 persen, Belanda 13,03 persen, dan Tiongkok
5,60 persen.
Sementara itu, peningkatan nilai ekspor tanaman hias pada periode Januari - September 2021 mampu dicatatkan oleh Jepang sebesar 31,72 persen yoy menjadi USD3,47 juta yang didorong oleh ekspor produk lumut mosse – lichen.
“Tanaman ini diketahui memiliki kandungan nutrisi yang dapat mengobati bronkitis, asma, jantung, lambung, antivirus, antioksidan hingga anti kanker. Industri farmasi di Jepang yang memanfaatkan nutrisi dalam tumbuhan tersebut meningkatkan potensi ekspor bagi Indonesia,” kata Rini.
Selanjutnya, pertumbuhan nilai ekspor tersebut turut diikuti oleh Singapura sebesar 97,37 persen yoy atau menjadi US$ 1,67 juta yang didorong oleh ekspor produk tanaman cangkok dan bunga potong. Peningkatan ini dikarenakan adanya permintaan masyarakat untuk karangan bunga dalam berbagai upacara perayaan dan tujuan dekoratif lainnya.
Secara historis, impor bunga dunia memang memiliki kecenderungan tren meningkat pada bulan-bulan menjelang sejumlah perayaan penting dan keagamaan, seperti hari kasih sayang, hari ibu, hannukah dan natal.
Berdasarkan data dari trademap.org, di tahun 2020, peningkatan impor produk tanaman hias tercatat paling tinggi di negara Belanda naik US$ 134,76 juta, Inggris naik US$ 65,68 juta, Italia naik US$ 59,62 juta, Denmark naik US$ 37,28 juta dan Jerman
naik US$ 28,15 juta.
CAESAR AKBAR