Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan memastikan Bandara Husein Sastranegara di Bandung, Jawa Barat, tetap beroperasi pasca-erupsi Gunung Tangkuban Perahu. Erupsi sebelumnya terjadi pada Jumat, 26 Juli 2019.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana Banguningsih Pramesti mengatakan erupsi tersebut tidak berdampak pada penerbangan. Meski begitu, ia memastikan Kementerian Perhubungan dan stakeholder terkait bakal berkoordinasi untuk memantau dampak erupsi terhadap lalu-lintas udara.
“Kita akan terus memantau perkembangan dampak erupsi Gunung Tangkuban Parahu sehingga semua tim terkait dapat disiapsiagakan dan segera menginformasikan langkah yang tepat dalam penanganan dampak abu vulkanik untuk penerbangan,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima pada Sabtu, 27 Juli 2019.
Adapun Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah I Herson mengatakan jalur penerbangan domestik untuk wilayah Jawa Barat dan sekitarnya relatif aman. Sebab, menurut dia, jalur penerbangan domestik saat ini tidak melalui kawasan sekitar gunung yang erupsi.
"Sedangkan jalur penerbangan internasional (yang melalui kawasan Gunung Tangkuban Perahu) terbang pada ketinggian yang cukup tinggi sehingga tidak berdampak," ucapnya.
Ia mengimbuhkan, bila dampak abu menyebabkan penerbangan terganggu, otoritas udara akan mengalihkan jalur
Gunung Tangkuban Parahu tercatat mengeluarkan asap pada pukul 08.58 UTC (waktu universal terkoordinasi). Asap membumbung pada ketinggian sampai 9.000 kaki dengan kecepatan angin arah Barat 10 knots.
Pusat Vulkanologi Meteorologi dan Mitigasi Bencana atau PVMBG Badan Geologi menjelaskan, erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 milimeter dengan durasi 5 menit 30 detik. Meski begitu, Gunung Tangkuban Parahu saat ini masih berada pada status level I atau normal.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini