Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyebut ekonomi Indonesia masih mampu bersinar, meskipun situasi global penuh ketidakpastian yang tinggi. Secara global, kata Destry pemulihan ekonomi berjalan dengan lambat, dengan ketidakpastian yang masih tinggi. Kemudian, terjadi pula decoupling inflasi negara emerging market dan develop market.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menjelaskan bahwa tingkat inflasi di negara maju masih di atas target, sementara inflasi beberapa negara emerging market sudah jauh di bawah target.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"High for longer dicerminkan dengan inflasi yang tinggi, di mana akibatnya adalah kebijakan suku bunga masing-masing negara, khususnya negara maju akan dipertahankan tinggi pada tempo yang cukup lama. Kita namakan itu situasi high for longer," katanya saat menjalani fit and proper test sebagai kandidat Deputi Gubernur Senior BI di Senayan pada Senin, 3 Juni 2024.
Kondisi ini, kata dia berimbas pada penguatan dolar AS dan melemahkan mata uang negara lain."Ini menyebabkan yield US Treasury akan tetap tinggi, sehingga mendorong penguatan dolar indeks terhadap mata uang negara kuat lainnya. Hal ini tentu berpotensi mendorong outflow dari negara emerging market."
Di tengah kondisi sedemikian rupa, Destry mengatakan Indonesia masih bersinar. Sebagaimana data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 sebesar 5,05 persen. Pada kuartal pertama 2024, ekonomi Indonesia dilaporkan tumbuh 5,11 persen.
"Alhamdulillah di tengah kondisi ekonomi global yang cukup sulit, Indonesia masih dapat menjaga pertumbuhan ekonomi dan stabilitas keuangan. (Pertumbuhan ekonomi) diperkirakan 2024 dan 2025 akan berada dalam range 4,7 hingga 5,5 persen dan 4,8 persen hingga 5,6 persen," tuturnya.
Sementara itu, inflasi tercatat pada level 2,61 persen year-on-year (yoy) pada tahun 2023. Pada April 2024, inflasi mencapai 3 persen yoy, di mana inflasi inti mencapai 1,82 persen yoy. "Ini masih di dalam rentang target BI 1,5 hingga 3,5 persen pada 2024 serta 2025," ucap Destry.
Dia berterima kasih atas sinergi yang baik antra pemerintah pusat dan daerah, BI, lembaga terkait lainnya melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah. "Dilengkapi dengan gerakan nasional Pengendalian Inflasi Pangan, sehingga inflasi pangan yang selama ini menjadi momok dapat secara bertahap turun."