Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Calon Presiden atau capres nomor urut dua Prabowo Subianto merespons pertanyaan Ganjar Pranowo dalam debat Pilpres soal anggaran pertahanan yang turun. Ganjar menilai performa militer selama Prabowo menjabat sebagai Menteri Pertahanan atau Menhan juga kian merosot.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menanggapi hal itu, Prabowo mengaku banyak rencananya yang tidak disetujui oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. Musababnya, menurut Prabowo, karena ada pandemi Covid-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya memang sudah menjadi Menhan empat tahun, tetapi kami diganggu oleh Covid-19 2 tahun di mana terjadi refocusing. Jadi banyak yang kami ajukan tidak disetujui oleh Menkeu," ujar Prabowo di Istora Senayan, Jakarta, Ahad, 7 Januari 2024. "Jadi sebagai seseorang menteri, seorang team player, saya harus loyal, saya tidak banyak bicara di depan umum."
Adapun Ganjar mengutip Institute for Economic and Peace yang menunjukkan bahwa Global Peace Index Indonesia turun. Ganjar juga membeberkan bahwa ranking Indonesia dalam Global Forepower Index menurun.
Ganjar juga menyinggung anggaran belanja alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang berasal dari utang uar negeri. Politis PDIP itu menyinggung buku Confession of the Economics Hitman karya John Perkins. Dia mewanti-wanti bahaya utang untuk pembiayaan negara. Menurut dia, utang bisa mematikan.
Capres nomor urut tiga itu menyebut banyak negara yang terbebani utang luar negeri kemudian mengalami kolaps. Meski demikian, Ganjar menilai jika negara ingin memanfaatkan kekuatan dalam negeri, negara wajib bisa menumbuhkan ekonomi sebesar 7 persen.
Ia sendiri menyatakan akan mendorong semua pihak agar memiliki sikap antikorupsi agar pemerintah dapat memanfaatkan kekuatan dalam negeri. Menurut dia, kalau sikap ini tidak dimiliki, ekonomi di Indonesia tidak akan tumbuh.