Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Garuda Indonesia Punya Dirut Baru, Profil Maskapai Penerbangan Pelat Merah

RUPSLB menunjuk Wamildan Tsani sebagai Dirut PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menggantikan Irfan Setiaputra. Ini sejarah Garuda Indonesia.

17 November 2024 | 09.36 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) resmi menunjuk Wamildan Tsani Panjaitan sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menggantikan Irfan Setiaputra. RUPLSB ini berlangsung di Kantor Pusat Garuda Indonesia, Badara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada Jumat, 15 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam sambutannya, Wamildan Tsani mengatakan akan mengevaluasi finansial dan operasional Garuda Indonesia secara menyeluruh. Selain itu, ia juga akan mengakselerasi kinerja perusahaan, ekspansi jaringan, dan meningkatkan kualitas pelayanan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Semua ini akan memperkuat reputasi Garuda Indonesia sebagai national flag carrier yang makin sehat," kata dia. 

RUPSLB ini dihadiri oleh pemegang 68.582.827.291 lembar sahan atau 74,97 persen dari total keseluruhan pemegang saham Garuda Indonesia untuk menyetujui agenda perubahan susunan pengurus perseroan.  

Sementara itu, Wamildan mengatakan Presiden Prabowo Subianto memberi perhatian khusus terhadap Garuda Indonesia. "Beliau memberikan arahan agar kami dapat melanjutkan proses untuk membawa maskapai nasional menjadi kebanggan kita semua," kata dia.

Sejarah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Sejarah penerbangan sipil Indonesia tidak lepas dari peran besar Garuda Indonesia sebagai maskapai nasional. Dilansir dari laman garuda-indonesia.com, perjalanan Garuda Indonesia dimulai pada 26 Januari 1949, saat Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) meluncurkan layanan penerbangan komersial pertama dengan pesawat bernama Indonesian Airways. 

Pesawat tersebut disewakan kepada pemerintah Burma untuk mendukung perjuangan diplomatik Indonesia. Namun, setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) 1949, Indonesian Airways mengakhiri operasinya, dan seluruh pesawat beserta awaknya kembali ke Tanah Air pada 1950.  

Tidak lama setelah itu, Indonesia mendapatkan kekayaan aset dari pemerintah Hindia Belanda, termasuk maskapai penerbangan KLM-IIB (Koninklijke Luchtvaart Maatschappij-Inter-Insulair Bedrijf). 

Melalui perundingan pada 21 Desember 1949, pemerintah Indonesia bersama KLM membentuk maskapai nasional yang diberi nama Garuda Indonesian Airways (GIA) oleh Presiden Soekarno. Nama ini terinspirasi dari puisi karangan Sutan Takdir Alisjahbana yang menggambarkan burung Garuda sebagai lambang kebanggaan dan kekuatan.  

Sejarah mencatat penerbangan perdana Garuda Indonesia pada 28 Desember 1949, sehari setelah Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia. Dua pesawat Dakota (DC-3) terbang dari Bandara Kemayoran, Jakarta, menuju Yogyakarta untuk menjemput Presiden Soekarno kembali ke ibu kota. Momen ini tidak hanya menandai kembalinya Soekarno ke Jakarta tetapi juga menjadi tonggak awal perjalanan Garuda Indonesia.  

Pada tahun berikutnya, Garuda Indonesia menjadi perusahaan negara dengan armada berisi 38 pesawat, termasuk 22 Dakota DC-3, delapan Catalina kapal terbang, dan delapan Convair 240. Maskapai ini terus berkembang dan mencatat sejarah penting pada 1956, saat melaksanakan penerbangan pertama ke Mekah untuk membawa jemaah haji Indonesia. 

Sembilan tahun kemudian, Garuda Indonesia berhasil membuka rute penerbangan ke Eropa dengan Amsterdam sebagai tujuan utama.  Kini, Garuda Indonesia telah melayani lebih dari 60 destinasi di seluruh dunia serta berbagai lokasi eksotis di Indonesia.  

Di bawah naungan Garuda Indonesia Group, maskapai ini mengoperasikan lebih dari 200 pesawat, termasuk 144 pesawat yang dikelola langsung oleh Garuda Indonesia dan 58 pesawat oleh Citilink, maskapai berbiaya rendah yang menjadi bagian dari grup tersebut. 

Garuda Indonesia telah menerima berbagai penghargaan bergengsi, termasuk The World’s Best Economy Class dari TripAdvisor Travelers’ Choice Awards dan The World’s Best Cabin Crew dari Skytrax selama lima tahun berturut-turut sejak 2014. Di masa pandemi COVID-19, maskapai ini juga diakui sebagai salah satu maskapai dengan protokol kesehatan terbaik di dunia versi Safe Travel Barometer. 

Selain itu, Garuda Indonesia dinobatkan sebagai maskapai paling tepat waktu dalam peringkat 5-Star On Time Performance dari OAG Flightview, lembaga pemeringkatan independen berbasis di Inggris. Maskapai ini juga menerima penghargaan The Best Airline in Indonesia selama empat tahun berturut-turut sejak 2017 hingga 2020.  

MICHELLE GABRIELA  | ADIL AL HASAN

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus