Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tampil di televisi bisa membuat tenar, tapi juga bisa mengundang kesal. Inilah yang terjadi pada Valencia Mieke Randa, pegiat sosial kemanusiaan yang terkenal sebagai pendiri gerakan donor darah Blood for Life. Penampilan sekilasnya di TV One pada Sabtu dua pekan lalu membuatnya meradang. Momen sekitar tiga detik di layar kaca itu pun berbuntut panjang.
Kamis pekan lalu, Valencia mengadu ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) selama dua jam. Sebelumnya, Komisi Penyiaran mengundang TV One untuk menyelidiki kasus yang disebut charity setingan alias tayangan program kepedulian yang direkayasa stasiun televisi ini. "Semua keterangan dan bukti sudah saya sampaikan," kata Valencia setelah memberikan keterangan ke KPI.
Komisi Penyiaran akan membahas kasus itu dalam rapat pleno Selasa pekan ini. Dari keterangan dan informasi yang dikumpulkan, terbuhul dugaan serius: TV One terlibat dalam aksi pembohongan. "Kalau tahu program yang ditayangkan hanya rekayasa atau justru merekayasa, ini pidana," kata Komisioner KPI Ezki Suyanto. Komisi Penyiaran juga akan meminta opini Dewan Pers mengenai posisi TV One sebagai televisi berita.
Kasus ini bermula pada Rabu dua pekan lalu. Seperti biasa, Valencia menyerukan kepedulian melalui media sosial. Dengan tulisan "Bantuin Nando Yuk Kakak" di blog, www.newsilly.com, dia mengajak orang membantu Nando Rivaldi, 10 tahun, bocah penderita gagal ginjal dan infeksi usus. Seruan itu juga disampaikan melalui akun Twitter-nya, @justsilly.
Seruan Valencia mendapat tanggapan cepat. Esok harinya, dia membaca pesan BlackBerry Messenger dari artis Fifie Buntaran, yang dikirim malam sebelumnya. Fifie meminta Valencia datang membawa informasi tentang Nando ke acara charity show: peragaan sekaligus lelang busana untuk amal. Valencia dijanjikan mendapat dana yang dikumpulkan untuk membantu Nando. "Saya terharu luar biasa. Saya pikir ini jawaban dari doa saya buat bantu Nando," tulis Valencia.
Pada Kamis, Valencia datang ke acara. Dia menyaksikan busana yang dikenakan penyanyi dangdut Kristina laku Rp 100 juta, juga busana seharga Rp 90 juta yang dibeli modelnya sendiri. Rasa haru berubah galau setelah tak kunjung ada transaksi dan donasi selepas acara. Valencia mendapat keterangan dari Fifie bahwa acara itu rekayasa untuk keperluan liputan TV One. Valencia hanya bisa menahan geram dan meminta seluruh rekaman gambar dirinya dan Nando tidak ditayangkan alias dipotong.
Sabtu malam, program Sosialite tayang, Valencia terperanjat melihat masih ada gambarnya dan seorang sosialita yang memegang gambar Nando. Valencia terlihat pada segmen yang menceritakan bagaimana para sosialita berkegiatan sosial.
Dalam catatan KPI, penayangan gambar Valencia ini merupakan satu pelanggaran. "Mau sedetik atau dua detik, pengabaian atas penolakan narasumber sudah terjadi," ujar Ezki. Pelanggaran itu tak bisa batal hanya dengan meminta pihak yang berkeberatan menulis surat keberatan.
Pihak TV One membantah dugaan rekayasa. "Kami hanya meliput. Reporternya datang terlambat dan pulang cepat. Bagaimana bisa merekayasa acara?" kata Totok Suryanto, General Manager Internal Affair TV One. Awak TV One meminta informasi kegiatan amal sosialita yang bisa diliput, dan diperolehlah acara komunitas Ina Lang—narasumber utama—dan Fifie Buntaran, yang juga jadi narasumber. "Kami butuh gambarnya," kata Totok. Dalam tayangan terlihat Ina Lang turut mengajukan penawaran busana yang dilelang untuk amal.
Alhasil, TV One menyimpulkan masalah terjadi antara pengundang, yakni Fifie Buntaran dan Valencia. Totok berkeras tak tahu acara lelang itu rekayasa. "Kalau tahu rekayasa, pasti kami tuntut. Pertanggungjawaban kami ke publik," ujar dia. Penolakan pemotongan gambar, menurut dia, karena itu gambar kerumunan di ruang publik. Kebetulan Valencia di dekat fokus yang disorot, yakni model yang tengah mengenakan busana lelang.
Adapun Fifie Buntaran menjelaskan penggalangan dana untuk program Valencia sedianya akan dilakukan sebelum acara, dengan cara mengenalkan Valencia ke para sosialita. Karena itu, dia meminta Valencia datang awal, tapi ternyata baru tiba saat penutupan. "Niat saya baik. Saya ingin buka peluang Silly dapat bantuan dari banyak orang," kata Fifie, yang mengaku sudah meluruskan kesalahpahaman dengan Valencia.
Harun Mahbub, I Wayan Agus Purnomo, Fransisco Rosarians (Jakarta)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo