KETIKA semen raib diam-diam, Himpunan Pengusaha Wira Bhakti (Himpurna) menjalin kerja sama dengan investor Jepang dan Korea untuk membangun pabrik semen. Pabrik itu akan berlokasi di Grobogan, Jawa Tengah, menelan investasi Rp 540 miliar. Sementara itu dengan Slovenia, negara pecahan Yugoslavia, Himpurna sedang menjajaki pembangunan pabrik truk merek Tam di Indonesia. Yang tak kalah menarik, Selasa pekan lalu, pengurus Himpurna menghadap Presiden Soeharto. Dalam pertemuan itu dilaporkan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Dieng, Jawa Tengah. Dalam proyek senilai Rp 1,6 trilun lebih itu, Himpurna bekerja sama dengan Benhaul, anak perusahaan California Energy Company, Amerika. Menurut Ketua Himpurna, Letjen (Purn.) J. Henuhili, PLTU itu akan menghasilkan listrik 2 x 75 MW. Di sini ia punya andil 10%. Lalu di sektor transportasi, Natal depan Himpurna akan meluncurkan 100 bus umum ber-AC. Lalu di bidang pertanian, sedang digarap perkebunan akar wangi dan penakaran bibit padi Sumedang, dengan investasi Rp 275 juta. Lembaga ini juga terjun di sektor jasa dan perdagangan. Tapi, siapa Himpurna? Inilah sebuah wadah bisnis, didirikan empat tahun silam oleh sejumlah pensiunan ABRI yang jadi pengusaha. Lembaga beranggotakan 128 pengusaha itu, semula dibentuk untuk mengembangkan kesempatan bisnis bagi anggotanya. ''Kami sadar bahwa pemerintah belum mampu memberi pensiun secara memadai,'' kata Henuhili. Boleh jadi kelak, wadah para pensiunan ABRI ini akan berkembang setangguh Yayasan Kartika Eka Paksi, misalnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini