Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Hallo Disini Mannix

Perum telekomunikasi menjual telepon mobil. pemasangan dilakukan oleh pt bas, sedang pt inti merakitnya. telepon mobil sangat mahal, hanya dipakai orang tertentu. nomor telepon dirahasiakan.

24 September 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEORANG Gubernur di Kalimantan pada suatu hari kerja menerima panggilan telepon dari seorang pejabat tinggi di Pusat. Tahu enggak dari mana saya menelepon ini!" tanya pejabat itu, yang kemudian menjelaskan bahwa dia sedang dalam perjalanan ke Serang. Pak Gub jadi bengong sebentar, mengira pejabat itu berbicara dari kantornya. Dari mobil? Ya, sejak Januari yang lalu Perum Telekomunikasi memungkinkannya. Sangat mahal, tentunya. Rp 6.025.000 untuk satu unit, termasuk biaya alat dan pemasangannya di mobil sampai berdering. Fasilitas demikian masih terbatas untuk kendaraan di Jakarta dan daerah sekitarnya yang berada dalam radius 60 km dari Wisma Nusantara. Di puncak gedung itu, pesawat penerima dan pemancar menghubungkan unit di mobil dengan sentral Gambir. Tiap unit memakai gelombang radio dengan frekwensi sendiri. Ia bisa via Gambir memanggil dan dipanggil. bekerja seperti telepon otomatis biasa. Di sini ia memakai 6 angka (digit) dengan kepala 3. Masih belum banyak terjual nomor telepon mobil ini. Tidak diketahui berapa persis, tapi mungkin sekitar 150 paling banyak langganannya. Ternyata jumlah peminat sangat jauh di bawah apa yang diduga semula. Perum Telekomunikasi sekedar menyediakan nomor, sedang pemasarannya diselenggarakan oleh PT Budi Anugerah Sakti, perusahaan swasta yang dipimpin oleh Marsekal Suwoto Sukendar. PT BAS ini bekerjasama pula dengan PT INTI, anak perusahaan Perum Telekomunikasi, sebagai pemasang dan perawat. PT BAS mengimpor peralatan, sedang PT INTI merakitnya. Rahasia "Terus terang," kata seorang pejabat Telekom, "investasi di bidang (telepon mobil) ini besar sekali. Karena itu pula pemerintah tidak melakukannya sendiri. Juga ia tidak terlalu mendesak bagi kepentingan rakyat banyak. Paling hanya untuk orang-orang tertentu saja." PT BAS sangat "merahasiakan" identitas para pemakai telepon mobil ini. Jadi, jangan harap nomornya dijumpai dalam buku telepon umum. Kenapa harus dirahasiakan? Jika pemakainya adalah pejabat, ia mungkin keberatan bila diketahui umum. apalagi jika Rp 6.025.000 itu berasal dari pungli. Jika dipakainya anggaran resmi, mungkin akan ada pula komisi DPR bertanya apakah urgensinya bagi sang pejabat memakai telepon mobil semahal itu. Apakah bukan pemborosan? Kalangan pengusaha, walaupun mungkin mampu memakainya, barangkali kuatir pula jika dikeahui kantor pajak. Tapi pengusaha yang bijaksana biasanya melihat dari segi kebutuhan. Dalam kondisi bisnis yang agak lamban, terutama sejak krisis Pertamina, sungguh sukar bagi PT BAS memasarkannya pada kaum pengusaha. Mereka umumnya pasti tidak tergesa-gesa seperti Mannix -- bintang serial TV - Yang menggunakan telepon mobil untuk melancarkan operasinya. "Daripada menawaran telepon mobil," demikian komentar ir Siswono, Pres-dir Bangun Cipta Sarana, perusahaan real estate, "Perum Telekomunikasi lebih baik menghilangkan kemacetan telepon biasa. Untuk dapat sambungan saja, setengah mati." Telepon biasa di Jakarta jauh lebih murah: Rp 785.280 (tarif resmi). Tapi sukar untuk memperolehnya. Harus antri, dan ada tambahan sekian rupiah. Untuk telepon mobil, anda paling lama menunggu satu bulan, dan - ini benar-tanpa pungli.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus