Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Harga Beras Masih Liar, Begini Anggota DPR Semprot Mendag Zulkifli Hasan

Harga beras tinggi dan kelangkaannya tersebut menjadi pertanyaan tajam Komisi VI DPR RI pada langkah pemerintah dalam menangani beras.

18 Maret 2024 | 06.08 WIB

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meninjau harga bahan pokok di Pasar Klender SS, Jakart, Senin 26 Februari 2024. Zulkifli Hasan mengatakan, kenaikan harga bahan pokok sebelum Ramadan sudah menjadi permasalahan tahunan yang dihadapi masyarakat, menurutnya hal ini berkaitan dengan peningkatan permintaan yang melonjak. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meninjau harga bahan pokok di Pasar Klender SS, Jakart, Senin 26 Februari 2024. Zulkifli Hasan mengatakan, kenaikan harga bahan pokok sebelum Ramadan sudah menjadi permasalahan tahunan yang dihadapi masyarakat, menurutnya hal ini berkaitan dengan peningkatan permintaan yang melonjak. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Hingga lewat pekan pertama bulan Ramadhan, harga beras tidak kunjung stabil. Hal tersebut menjadi pertanyaan Komisi VI DPR RI terhadap langkah pemerintah dalam menangani persolan beras di Indonesia yang sudah akut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Melalui Rapat Kerja Komisi VI dengan Kementerian Perdagangan (Kemenad), Anggota Komisi VI DPR RI Evita Nursanty mempertanyakan langkah yang ditempuh pemerintah untuk menstabilkan kurva harga beras. Ia juga menyoroti besarnya impor beras yang dilakukan pemerintah namun tidak linier dengan stabilnya harga beras di masyarakat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Kita tahu permasalahan impor beras kita begitu tinggi, impor tertinggi sepanjang sejarah 25 tahun, ini impor tertinggi kita untuk beras. Sudah impornya tinggi, harga berasnya (juga) tinggi. Harusnya impor itu kita lakukan untuk mampu melakukan stabilisasi harga beras di tengah masayrakat,” kata Evita dalam rapat kerja di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, melansir dari laman dpr.go.id Rabu, 13 Maret 2024 

Evita menilai langkah pemerintah saat ini masih kurang dalam mengantisipasi harga beras yang melambung tinggi. Pemerintah cenderung hanya menjadi pemadam kebakaran dengan melakukan langkah-langkah penyelesaian sesaat, sehingga permasalahan serupa terus menerus berulang, ia juga mewanti-wanti selain solusi jangka pendek semacam pasar murah, pemerintah perlu menggali akar permasalahannya untuk merumuskan langkah yang tepat.

“Kita jangan seperti pemadam kebakaran, hanya kalau ada kebakaran kita padamkan apinya dengan pasar murah, cari ini cari ini, tetapi permasalahan dari mana datangnya api itu tidak pernah kita cari, ya akan berulang-ulang terus pak,” kata Politisi Fraksi PDI-Perjuangan tersebut.

Untuk itu, Evita meminta pemerintah untuk serius bersama mengatasi permasalahan beras. Sebab, langkah konkret pemerintah untuk dapat menstabilkan harga beras sangat dinantikan oleh masyarakat.

“Nggak cukup hanya buat pasar murah, nggak cukup Bulog hanya mengatakan tadi yang di persentasikan. Harus ada Langkah konkret bersama yang dilakukan oleh bapak-bapak, nggak masing-masing jalan sendiri-sendiri,” harap Evita disampaikan kepada mendag Zulkifli Hasan, Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)/ID Food, Direktur Utama Perum Bulog, dan Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) ihwal problem menahun harga beras.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus