Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Harga Daging Ayam Melonjak, Begini Kata Mendag dan Ketum Gopan Soal Penyebabnya

Begini tanggapan Mendag Zulkifli Hasan dan Ketua Umum Gopan soal penyebab kenaikan harga daging ayam.

5 Juli 2023 | 08.22 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pedagang ayam melayani pembeli di Pasar Kosambi, Bandung, Jawa Barat, 13 April 2021. Di hari pertama Ramadan, harga daging ayam naik jadi Rp 44.000 per kg dari semula Rp 34.000. Daging sapi juga mengalami kenaikan dari semula Rp 130.000 per kg naik jadi Rp 140.000. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan harga daging ayam belakangan ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat dan para peternak. Terdapat beberapa faktor yang disorot oleh pengamat dan pemerintah yang menjadi penyebab mahalnya daging ayam saat ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Ketua Umum Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan), Herry Darmawan, salah satu faktor penyebab kenaikan harga daging ayam terletak pada sisi hulu, yakni terjadinya kenaikan harga pakan ayam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam dua tahun terakhir, harga pakan ayam naik sebesar 30 persen, dari sebelumnya berada di kisaran Rp 6.000-7.000 per kilogram menjadi Rp 9.000-9.500 per kilogram. Komponen pakan ini mencakup sekitar 65 persen dari total harga produksi.

Selain itu, harga bibit ayam atau day-old chicken (DOC) juga dilaporkan mengalami kenaikan sebesar Rp 8.000 per ekor. Herry menyebut bahwa dengan berbagai komponen tersebut, modal peternak mencapai sekitar Rp 23 ribu per ekor ayam hidup. 

Meskipun peternak dapat menghitung biaya produksi, mereka tidak dapat menentukan harga jual karena ditentukan oleh mekanisme pasar.

Panel Badan Pangan Nasional mencatat bahwa harga daging ayam ras pada tanggal 3 Juli 2023 mencapai Rp 38.690 per kilogram, yang mengalami sedikit penurunan setelah sebelumnya melebihi angka Rp 40 ribu per kilogram. 

Herry menambahkan bahwa fenomena kenaikan harga daging ayam saat ini diprediksi sebagai titik keseimbangan baru atau menuju harga baru setelah peternak ayam mengalami kerugian selama tiga tahun terakhir. Dia menyatakan bahwa ini bukanlah kenaikan harga, melainkan harga yang baru. 

Jika harga di pasar turun, peternak dapat menghadapi tekanan ekonomi, banyak yang terpaksa menutup usaha, dan pada akhirnya Indonesia mungkin mengalami kekurangan pasokan daging ayam untuk konsumsi.

Menteri Perdagangan atau Mendag Zulkifli Hasan sebelumnya menyebutkan bahwa kenaikan harga daging ayam banyak dipengaruhi oleh keterbatasan stok dan pasokan yang tidak mencukupi. 

Sebelumnya, harga daging ayam sangat rendah saat Natal dan tahun baru 2022, serta saat Lebaran 2022, yakni sekitar Rp 33 ribu per kilogram. Hal ini merugikan para pedagang. 

Zulkifli Hasan menjelaskan bahwa ketika pedagang mengalami kerugian, ayam dipotong sebelum mencapai ukuran ideal, dan akhirnya terjadi kelangkaan stok. Kurangnya pasokan ini menjadi salah satu penyebab harga naik. Ia menargetkan bahwa harga daging ayam dapat segera kembali normal dalam rentang tiga minggu ke depan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus