Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Untuk mengatasi tingginya harga bawang putih, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar operasi pasar di Pasar Beringharjo Yogyakarta, Senin 6 Mei 2019. Sekitar tujuh ton bawang putih yang diimpor dari Cina digelontorkan dalam operasi pasar itu.
BACA: Ini Penyebab Harga Bawang Putih Melambung Versi Pedagang
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag DIY, Aprianto mengatakan, operasi pasar ini sudah yang kedua kalinya. Operasi pasar pertama sudah dilakukan pada 27 April yang lalu, dengan menggelar operasi pasar bawang putih jenis cincau dan kating. "Tapi karena harga bawang putih di pasaran masih tinggi. Kami gelar operasi pasar lagi," kata Aprianto, di Yogyakarta, Senin 6 Mei 2019.
Menurut dia, bawang putih untuk operasi pasar ini sebanyak tujuh ton. Sebanyak tujuh ton bawang putih ini diimpor dari Cina melalui distribusi di Semarang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelum operasi pasar digelar harga bawang putih di pasaran Yogyakarta sebesar Rp 50.000 sampai Rp 56.000 per kilometer. Dalam operasi pasar, satu ton dijual langsung ke konsumen seharga Rp 40 ribu per kilogram, sedangkan enam ton dijual ke pedagang seharga Rp 36.500 per kilogram. "Jadi dengan harga di operasi pasar ada selisih Rp 10.000 sampai Rp 16.000 per kilogram," kata Aprianto.
Diharapkan dengan operasi pasar ini harga bawang putih bisa kembali normal seperti sedia kala. Operasi pasar akan dilakukan lagi apabila harga bawang putih tetap tinggi.
Kepala Perum Bulog Divisi Regional Daerah Istimewa Yogyakarta, Rini Andrida mengatakan, sampai saat ini pihaknya tidak memiliki stok bawang putih untuk menekan harga di pasaran. Sebenarnya Bulog mendapat tugas dari pemerintah mencari stok bawang putih langsung dari petani.
“Tapi stok milik petani di Gunung Kidul kosong. Jika pun petani memiliki stok bawang putih, jumlahnya tidak banyak. Mereka juga enggan menjualnya saat ini," kata dia.