Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Harga Minyak Jatuh, Tertekan Prospek Kenaikan Suku Bunga The Fed

Harga minyak mentah berjangka jatuh pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), tertekan oleh prospek kenaikan suku bunga the Fed.

15 Juni 2023 | 07.47 WIB

Ilustrasi Kilang Minyak. shutterstock.com
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi Kilang Minyak. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak mentah berjangka jatuh pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), tertekan oleh prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve (the Fed) dalam tahun 2023 dan peningkatan besar mingguan tak terduga persediaan minyak minyak mentah Amerika Serikat (AS) minggu lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, tergelincir US$ 1,15 atau 1,66 persen, menjadi menetap pada US$ 68,27 per barel di New York Mercantile Exchange.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus merosot US$ 1,09 atau 1,47 persen, menjadi ditutup pada US$ 73,20 per barel di London ICE Futures Exchange.

Kedua harga acuan telah naik lebih dari 1,5 persen di awal sesi. Mereka naik lebih dari 3 persen pada hari sebelumnya, di tengah ekspektasi kenaikan permintaan bahan bakar setelah bank sentral China menurunkan suku bunga pinjaman jangka pendek.

Meskipun Federal Reserve AS  atau the Fed pada Rabu, 14 Juni 2023 mempertahankan kisaran target suku bunga dana federal tidak berubah pada 5,0 persen hingga 5,25 persen, para pembuat kebijakan moneter the Fed menaikkan proyeksi suku bunga dana federal untuk 2023 menjadi 5,6 persen dari 5,1 persen pada Maret, yang menunjukkan bahwa the Fed dapat melanjutkan kenaikan suku bunga setelah jeda.

Pelaku pasar memperkirakan the Fed akan memberikan dua kenaikan suku bunga lagi dalam tahun 2023 dengan prospek permintaan minyak di bawah tekanan tambahan.

Selanjutnya: "Pasar khawatir bahwa lingkungan...."

"Pasar khawatir bahwa lingkungan suku bunga yang lebih tinggi akan menurunkan permintaan minyak. Reaksi spontan mendorong minyak turun," kata analis Price Group, Phil Flynn.

Suku bunga yang lebih tinggi memperkuat dolar, membuat komoditas dalam mata uang AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Sementara itu, persediaan minyak mentah komersial AS meningkat 7,9 juta barel dalam pekan yang berakhir 9 Juni berbeda dengan ekspektasi pasar untuk penurunan ringan, menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Energi (EIA) AS pada Rabu.

Laporan EIA memberi tekanan pada pasar minyak tetapi pedagang tetap fokus pada keputusan Fed yang akan datang, kata Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire.

Harga minyak WTI tetap terikat kisaran tanpa tren yang jelas dalam jangka pendek, meskipun jelas akan membutuhkan katalis yang signifikan untuk mendapatkan momentum kenaikan yang berkelanjutan, tambah Zernov.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus