Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) mengungkap serangan siber terhadap jaringan atau sistem perbankan mengalami peningkatan. BCA mencatat sepanjang 2024 terjadi hingga empat miliar serangan siber.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Senior Executive Vice President Group Strategic Information and Technology BCA David Formula menuturkan, angka itu menunjukkan adanya lonjakan jumlah serangan siber jika dibandingkan data pada 2023 yang tercatat sekitar 1,9 miliar serangan. “Nah, semakin lama itu semakin naik, bisa sampai 3-4 miliar,” ucap David dalam acara diskusi mengenai kejahatan siber yang dihelat di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, pada Sabtu, 22 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun David mengungkapkan, serangan siber yang sering terjadi terhadap sistem BCA ialah Distributed Denial-of-Service atau DDoS. Serangan ini dilakukan dengan cara memenuhi sistem sehingga pelanggan sah tidak dapat mengakses layanan. “Kalau sistem kami penuh, otomatis customer yang legitimate atau customer yang asli itu tidak bisa masuk,” kata dia.
Tak hanya DDoS, David mengatakan BCA juga tidak terbebas dari serangan malware, yakni perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk merusak sistem atau jaringan komputer.
Kendati demikian, David menegaskan bahwa BCA sudah mengantisipasi serangan-serangan siber sehingga sejauh ini tidak ada serangan yang berhasil melumpuhkan jaringan perbankan mereka. David mengklaim BCA mampu mempertahankan kestabilan sistemnya. Hal ini, kata dia, lantaran BCA sudah melakukan perencanaan kapasitas dengan memperhitungkan jumlah nasabah dan rata-rata transaksi per harinya.
Ia menyebutkan, BCA memiliki sekitar 32 juta nasabah. Dari puluhan juta nasabah itu, rata-rata transaksi per hari bisa mencapai 140 hingga 180 juta kali. “Dari 180 juta transaksi per hari itu, kami melakukan kalkulasi capacity planning. Jadi, kira-kira kalau ada serangan, akan mengakibatkan sistem kita itu overload berapa? Begitu kami sudah tahu, kami akan menaikkan sistemnya,” jelas dia.
Pilihan Editor: Rencana Pemanfaatan Lahan Koruptor untuk Perumahan Dikritik, Maruarar Sirait: Ada yang Sudah Siap