Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Harga Mulur, Kapal Mengkeret

Harga karet membaik. Kalangan eksportir masih mengeluh karena masih menghadapi msalah pengapalan yang belum lancar.

9 April 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PARA petani karet di beberapa daerah Kalimantan Selatan dan Tengah, sudah berani membagi senyum dengan anak-bininya. Suasana baik itu tampak di daerah kabupaten Banjar, Hulu Sungai Utara dan Selatan serta Tabalong di Kalsel. Soalnya, di samping orang-orang yang duduk dalam Gabungan Pengusaha Karet (CPK) mulai suka turun ke desa-desa penghasil karet, harga bahan ekspor itu juga sudah membaik jika dibandingkan dengan 4 atau 5 tahun silam. Asmaji Darmawi, ketua GPK Kalsel dan Kalteng dengan gembira menyebutkan harga beli sekarang di antara Rp 150 sampai Rp 180 per kg, tergantung jenis dan kwalitasnya. Tak heran jika beberapa petani karet di daerah Tanjung, Kalsel menilai suasana perkaretan sekarang ibarat "habis gelap terbitlah terang". Sekalipun bagi beberapa pengusaha yang merangkap eksportir masih ada yang kudu diperbaiki. Apa ya? "Apa lagi kalau bukan soal pengangkutan", ucap seorang pengusaha di Banjarmasin. Sejak akhir Desember lalu para eksportir nampak termangu-mangu. "Sebanyak 14.000 ton karet kami yang siap dikapalkan menuju Eropa tertumpuk di gudang", kata Tarigan dari perusahaan Insan Bonafide. Kepada Syahran R dari TEM PO, beberapa pengusaha juga mengeluh. Seperti PT Hapea di Barabai, kabarnya tak kurang dari 500 ton karetnya yang siap dikapalkan harus terpaksa mendekam dalam gudang mereka di daerah Hulu Sungai Tengah sana. Tertumpuknya karet-karet yang siap diekspor itu, hanya terbentur masalah pengapalan yang dipandang masih belum lancar. Untuk lin Singapura, memang tak ada persoalan, di mana setiap saat kapal bisa saja bersandar di Pelabuhan Trisakti. Tapi untuk yang langsung ke Eropa, seperti yang dikehendaki Tarigan dan dijanjikan oleh pihak Gesuri Lloyd -- yang mestinya muncul pertengahan Maret -- tak kunjung tiba. Ini merisaukan para eksportir yang tadinya sudah cukup optimis terhadap manfaat Ambang Barito. Dan lagi, sedikit banyaknya ketidak-lancaran pengapalan itu cukup mengganggu mekanisme produksi. "Kalau kita punya modal sekitar Rp 500 juta saja, dengan tertumpuknya karet disebabkan ketiadaan kapal, apakah ini tidak menggangu", ungkap Tarigan sambil mengharapkan semacam jaminan kelancaran masuknya kapal. Gemuruh Tapi kenapa tak mengambil lin Singapura saja, biar pengapalan cukup lancar? "Bukan kita tidak mau, tapi komisi yang sebesar 14 sen dollar/kg yang dipotong pemerintah Singapura itulah yang menjadi titik tolak", katanya. Sedangkan langsung ke Eropa (konsumen) tidak perlu mengeluarkan komisi yang diniiai oleh orang Insan Bonafide ini sebagai "cukup besar". Nampaknya, seperti yang diungkapkan beberapa sumber, persoalan pengapalan langsung ke Eropa ini tak segera bisa terselesaikan, kendati pihak Gesuri Lloyd telah berjanji memasukkan KM Gemuruh yang berbobot mati 11 ribu ton. Si Gemuruh itu diharapkan tiba di penghujung Maret kemarin di Trisakti. Tapi apakah itu sudah merupakan jaminan? "Masih kita ragukan", ucap seorang pengusaha karet yang duduk di Kadin Kalsel. Sebab, produksi karet Kalsel yang kini hanya berkisar 2500 s/d 3000 ton per bulan itu memaksa pihak perkapalan berpikir dua kali memberikan jaminan kelancaran angkutan. Misalnya, KM Gemuruh yang bisa menampung 11 ribu ton itu, apakah sudi membawa muatan cuma 3000 ton? Atau dengan kata lain, kapal ini harus bermampir-mampir dulu di beberapa pelabuhan di Indonesia untuk cari muatan. Karenanya Tarigan harus mafhumlah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus