Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

IKAPPI: 768 Pedagang Pasar di Seluruh Indonesia Positif Covid-19

IKAPPI meminta pemerintah melakukan sosiaisasi protokol kesehatan soal pandemi Covid-19 dengan melibatkan semua pelaku bisnis di pasar tradisional.

27 Juni 2020 | 02.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Suasana aktivitas jual beli di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Minggu, 15 Juni 2020. Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan pasar tradisional rentan menjadi tempat penularan COVID-19 salah satunya akibat sarana pencegahan yang dinilai belum memadai. Data Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mencatat lebih dari 400 pedagang di 93 pasar terinfeksi virus corona. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Satuan Tugas Ikatan Pedagang Pasar Indonesia untuk Penanggulangan Penyebaran Covid-19 atau Sigap IKAPPI, Dimas Hermadiyansyah, mengatakan hingga Jumat, 26 Juni 2020 tercatat ada 768 pedagang pasar yang positif Covid-19 dan 32 penjual meninggal dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tingginya angka kasus positif Covid-19 di kalangan pedagang pasar ini karena program rapid swab test oleh pemerintah terus dilakukan sebagai upaya deteksi dini dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di pasar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski banyak pedagang yang terinfeksi Covid-19, Dimas mengatakan pasar tetap aman untuk melakukan aktivitas jual beli.

"Asal semua orang di lingkungan pasar sadar dan disiplin untuk menjalankan protokol kesehatan yang baik, hal itu tentunya tidak bisa tumbuh dengan sendirinya tanpa adanya keseriusan serta upaya maksimal dari pemda dan pengelola pasar," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat, 26 Juni 2020.

Dalam catatan IKAPPI, pedagang pasar tradisional yang positif Covid-19 itu tersebar di 23 provinsi. DKI Jakarta menjadi provinsi terbanyak untuk pedagang yang terinfeksi Covid-19, yakni 192 orang dari 26 pasar.

Di posisi kedua ada Jawa Timur dengan jumlah 127 orang positif dan 14 orang meninggal dunia dari 37 pasar.

Dimas menuturkan upaya maksimal mencegah penyebaran Covid-19 di pasar bisa berjalan baik bila melibatkan semua komponen seperti paguyuban, organisasi pasar di daerah, serta kelompok masyarakat yang lain agar memberikan edukasi dan sosialisasi secara terus menerus.

Menurut Dimas, penerapan kebijakan ganjil genap dan penutupan pasar oleh pemerintah bukan satu-satunya cara untuk menyelamatkan pasar dari penyebaran Covid-19. Ia menilai hal itu membuat mata pencaharian pedagang terganggu.

"Lebih baik lakukan dulu keseriusan menerapkan protokol kesehatan di lingkungan pasar, penyemprotan desinfektan, pembagian masker, pengukur suhu, cuci tangan, sekat plastik dan hal lain," kata dia.

Dia meminta pemerintah melakukan sosialisasi bahaya Covid-19 dengan melibatkan semua pihak dan menggunakan bahasa yang dipahami oleh pedagang. "Yang jauh lebih penting dari itu adalah peran serta pedagang. Keterlibatan pedagang dalam setiap proses kebijakan adalah kunci keberhasilan protokol kesehatan," ucap Dimas.

AHMAD FAIZ

Ahmad Faiz

Ahmad Faiz

Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Pernah ditempatkan di desk bisnis, politik, internasional, megapolitan, sekarang di hukum dan kriminalitas. Bagian The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2023

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus