Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Impor Ilegal Sepatu Bekas, Kemenperin: Bisa Masuk Lewat Pelabuhan Tikus

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan impor ilegal sepatu bekas bisa saja dilakukan melalui pelabuhan tikus.

8 Maret 2023 | 14.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah perahu bersandar di salah satu pelabuhan tikus di Medang Kampai. Tempo/Agung Sedayu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Staf Ahli Menteri Bidang Iklim Usaha dan Investasi Kementerian Perindustrian atau Kemenperin Andi Rizaldi membeberkan lebih jauh soal impor ilegal sepatu bekas. Salah satunya soal impor ilegal produk itu bisa dilakukan melalui pelabuhan tikus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jadi belum tentu masuknya ke pelabuhan yang legal, bisa ke pelabuhan yang tikus," kata Andi usai acara Press Briefing: Indonesia Partner Country Hannover Messe 2023 di Jakarta, Rabu, 8 Maret 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lebih lanjut, Andi menyebutkan Kemenperin bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah membentuk satgas gabungan untuk melakukan investigasi terkait impor ilegal sepatu bekas.

"Jadi harus diinvestigasi supaya tidak menganggu industri nasional. Basic-nya yang bekas itu tidak bisa diimpor, jadi yang boleh diimpor itu yang baru," tutur Andi. Namun ia mengaku belum mendapat informasi target penyelesaian investigasi tersebut.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita sebelumnya menegaskan praktik impor ilegal sepatu bekas harus dihentikan. 

"Praktik impor ilegal sepatu bekas ini harus dihentikan karena berdampak buruk bagi industri alas kaki dalam negeri,” kata Agus dalam keterangan pers, Senin, 6 Maret 2023.

Impor ilegal sepatu bekas dilakukan secara terorganisasi

Agus pun mengutip hasil investigasi suatu media asing di Singapura yang menunjukkan bahwa impor ilegal sepatu bekas dilakukan secara terorganisasi dan menyalahgunakan proyek sosial.

Investigasi tersebut menemukan masyarakat Singapura pada awalnya mendonasikan sepatu olahraga bekas melalui boks-boks donasi di tempat umum. Sepatu-sepatu itu kemudian didaur ulang menjadi alas taman bermain dan trek lari.

Seorang jurnalis kemudian memasang alat pelacak di beberapa sepatu yang ia sumbangkan. Hasilnya, pelacakan menunjukkan sepatu-sepatu tersebut dijual di pusat-pusat penjualan sepatu bekas di Batam maupun Jakarta.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Amelia Rahima Sari

Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus