Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

India Larang Ekspor Gandum, Harga Mi Instan dan Roti Bakal Naik?

India melarang ekspor gandum dari negara tersebut setelah mengumumkan inflasi harga konsumen tahunan yang mendekati level tertinggi.

15 Mei 2022 | 19.30 WIB

Ilustrasi gandum (Pixabay.com)
Perbesar
Ilustrasi gandum (Pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal membeberkan dampak kebijakan India yang baru-baru ini melarang ekspor gandum. Faisal mengatakan kebijakan itu bakal membuat suplai gandum di berbagai negara mitra dagangnya berkurang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Walhasil, harga roti, mi instan, dan produk turunan gandum lainnya terancam terkerek naik. "Tentu akan berdampak pada negara importer gandum seperti Indonesia," kata Faisal saat dihubungi pada Ahad, 15 Mei 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Faisal mengatakan Indonesia saat ini menjadi salah satu negara yang banyak mengkonsumsi gandum dan tepung terigu. Pelbagai makanan, kata dia, terbuat dari bahan-bahan tersebut.

Untuk menjaga stabilitas harga, dia menyarankan Indonesia segera membuka keran kerja sama dengan pengekspor gandum di negara lain. Misalnya, Kanada,  Australia, hingga Amerika Serikat.

India melarang ekspor semua gandum dari negara tersebut setelah mengumumkan inflasi harga konsumen tahunan yang mendekati level tertinggi selama 8 tahun. Inflasi India tercatat 7,79 persen pada April 2022 dan inflasi makanan ritel yang melonjak tinggi menjadi 8,38 persen.

"Ekspor semua gandum termasuk durum berprotein tinggi dan varietas roti, telah diubah kategorinya dari 'bebas' ke 'terlarang' mulai 13 Mei 2022," kata Perdana Menteri India Narendra Modi, melansir Indian Express, kemarin.

Adapun India merupakan produsen gandum nomor dua terbesar di dunia setelah Cina dengan kapasitas produksi 107,5 juta ton. Indonesia mengimpor gandum sebesar 11,7 juta tiap tahunnya atau setara dengan US$3,45 miliar.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyampaikan, pelarangan ekspor semua gandum yang dilakukan India dapat berdampak  terhadap stabilitas harga pangan di dalam negeri. “Kalau India melakukan proteksionisme dengan larang ekspor gandum, sangat berisiko bagi stabilitas pangan di dalam negeri. Dengan inflasi yang mulai naik, dikhawatirkan garis kemiskinan akan meningkat," kata Bhima.

Bhima menyebut, harga gandum di pasar internasional saat ini telah naik 58,8 persen dalam setahun terakhir. Imbas pada inflasi pangan, kata dia, akan menekan daya beli masyarakat.

Selain itu, banyak  industri makanan dan minuman skala kecil yang harus putar otak untuk bertahan di tengah naiknya biaya produksi. "Kemudian, pelarangan ekspor gandum yang belum diketahui sampai kapan waktunya membuat kekurangan pasokan menjadi ancaman serius," tuturnya.

HAMDAN CHOLIFUDIN ISMAIL | BISNIS

 Baca juga: Stabilitas Pangan Indonesia Dinilai Terancam Usai India Larang Ekspor

 Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus