RRC kini makin dilirik banyak perusahaan asing. Dan pada tahap awal - sebelum mungkm nanti mereka menanamkan modal - ratusan perusahaan dari pelbagai negara, belakangan ini, sibuk bersaing untuk memenangkan tender pelbagai proyek besar yang akan dibangun pemerintahan Deng Xiaoping. Proyek yang paling diincar: pembangunan jalan-jalan raya. Koran South China Morning Pos, Sabtu pekan lalu, melaporkan 40 perusahaan asing yang memenuhi syarat - dari 100 yang mengajukan penawaran - kini tengah menunggu hasil tender pembangunan jalan raya sepanjang 140 km, antara Beijing dan Tianjin. Tender pembangunan proyek bantuan Bank Dunia yang bernilai sekitar US$ 150 juta itu dibuka untuk perusahaan asing akhir bulan lalu. Pembangunan jalan raya merupakan salah satu program yang serius digarap RRC. Negeri yang, paling tidak, sejak 1978 giat melaksanakan program modernisasi ini, rupanya, memandang infrastruktur pokok ini, perlu lebih dulu disiapkan untuk bisa menarik masuk modal asing. Menurut rencana, pada tahap pertama RRC merencanakan pembangunan jalan raya sepanjang 1.500 km, dari 70.000 km yang direncanakan dibangun sampai 1990 nanti. Proyek besar ini secara bertahap akan dibangun dengan mengundang masuk perusahaan dari luar. Untuk itu, Oktober tahun lalu, pemerintah sudah mengeluarkan ketentuan baru, berupa pemberian fasilitas buat calon penanam modal. Untuk jalan raya, sebuah perusahaan di Hong Kong, belum lama ini dapat dijaring masuk. Dan perusahaan itu akan membangun jalan raya sepanjang 300 km, yang menghubungkan Hong Kong, Guangdong (RRC), dan Macao. Proyek ini bernilai US$ 1 milyar. Hingga kini sudah sebanyak 6.500 perusahaan dari 20 negara menanamkan investasinya di RRC.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini