Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Wakil Menteri Pertanian Pertanyakan Aksi Mahasiswa Indonesia Gelap

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menanggapi aksi demonstrasi "Indonesia Gelap" yang dilakukan mahasiswa.

22 Februari 2025 | 19.40 WIB

Masyarakat sipil padati kawasan Patung Kuda, Jakarta dalam aksi Indonesia Gelap, 21 Februari 2025. Tempo/Novali Panji
material-symbols:fullscreenPerbesar
Masyarakat sipil padati kawasan Patung Kuda, Jakarta dalam aksi Indonesia Gelap, 21 Februari 2025. Tempo/Novali Panji

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menanggapi aksi demonstrasi yang meluas menolak kebijakan pemangkasan anggaran. Aksi para mahasiswa di berbagai daerah ini menggelombang dengan mengusung tagar "Indonesia Gelap".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Sudaryono mengaku tak masalah dengan aksi demonstrasi para mahasiswa itu. Tapi mempertanyakan kenapa kebijakan pemangkasan anggaran yang menjadi sasaran protes. Menurut dia, yang seharusnya diprotes masyarakat adalah pemborosan anggaran. “Kami lagi penghematan kok diprotes,” ujar politikus Partai Gerindra ini dalam keterangan resminya, Jumat, 21 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sudaryono menjelaskan, sebelum pemangkasan anggaran, banyak anggaran tidak efektif dan tidak tepat sasaran. Ia mencontohkan, ada anggaran untuk pengentasan stunting yang justru tidak sampai pada tujuannya. Anggaran tersebut, menurut dia, justru kerap tersalurkan ke pos lain yang tak relevan.

“Judulnya pengentasan stunting, begitu dicek uangnya entah ke mana. Jadi banyak sekali anggaran ditahan Rp 1 miliar Rp 2 miliar diumpeti di ‘alat tulis kantor’,” ujar Sudaryono.

Lewat kebijakan pemangkasan anggaran, Sudaryono berharap pemerintah dapat lebih fokus pada pengalokasian dana untuk pembangunan sektor-sektor yang benar-benar bermanfaat.

Efisiensi anggaran yang tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 menuai gelombang protes dari mahasiswa di berbagai daerah di Indonesia. Kebijakan yang memangkas anggaran sebesar Rp 306,69 triliun itu diprotes karena berdampak kepada berbagai sektor kehidupan, termasuk pendidikan.

Apalagi, sejumlah keputusan Prabowo justru bertentangan dengan prinsip penghematan karena lebih banyak menyasar kementerian dan lembaga yang bertanggung jawab mengurus ekonomi dan kepentingan publik. Sementara, ada kementerian yang tetap dibiarkan melakukan pemborosan. Seperti Kementerian Pertahanan yang pernah dipimpin Prabowo tidak tersentuh pemangkasan anggaran. Selain itu, Prabowo juga memaksakan program makan bergizi gratis yang menyerap anggaran jumbo dan pelaksanaanya tidak tepat sasaran.

Keresahan akibat pemangkasan anggaran disuarakan masyarakat lewat aksi yang bertajuk ”Indonesia Gelap.” Aksi tersebut digelar serentak pada Senin 17 Februari 2025 di berbagai daerah, termasuk Sumatera Barat, Malang, Solo, Bandung, Bali, dan terbesar di Jakarta.

Dalam aksi demonstrasi tersebut, massa menyampaikan 13 poin tuntutan kepada pemerintah. Isi tuntutan tersebut merentang dari isu pendidikan hingga perombakan Kabinet Merah Putih. 

Massa aksi juga menuntut pemerintah menghapus multifungsi TNI, mengesahkan Rancangan Undang-Undang Masyarakat Adat, mengesahkan Rancangan Undang-Undang Perampasan Aset, mengevaluasi program makan bergizi gratis, dan mereformasi Polri.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus