KEINGINAN Indonesia untuk meningkatkan ekspor tekstil ke AS masih terhalang. Kuota yang menyangkut, antara lain, kemeja, blus, celana, celana dalam wanita, dan kain belacu itu sudah dirundingkan Februari lalu di Washington dan akhir Mei lalu di Jakarta, masih belum menemui kesepakatan. Indonesia mengusulkan kuota, antara lain untuk kain belacu sebesar 60 juta yard, tetapi AS hanya menawarkan 11,35 juta yard. Kuota untuk kemeja diminta sebesar 1.253.711 lusin, tetapi AS hanya bersedia menerima 286.500 lusin. Indonesia sudah berniat mempermasalahkan kuota itu ke badan urusan pertekstilan di PBB, Textile Surveillance Board, yang berpusat di Jenewa. Namun, menurut atase pers kedutaan besar AS di Jakarta, Gerald Huchel, masih bisa diharapkan titik temu pada perundingan yang akan datang. "Tiga hari pertemuan di Jakarta, yang berakhir 1 Juni lalu, waktunya terlalu pendek untuk bicara lebih mendalam," kata Huchel kepada TEMPO, Jumat pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini