SEJAK pekan lalu, Amerika Serikat mmungut bea masuk sejumlah barang ekspor dari beberapa negara berkembang. Penggaris dan waterbed mattress (kasur air) dari Taiwan dan Meksiko, misalnya, kena 2,4%. Juga alat penggulung pancingan bikinan Korea Selatan dikenai 14,4%. Tindakan proteksionisme itu dilakukan pemerintahan Reagan sesudah para penghasil dalam negeri alat-alat itu melancarkan protes, dan menuntut perlindungan. Sudah sejak delapan tahun lalu AS tidak memungut bea masuk atas sekitar 3.000 barang ekspor dari 140 negara berkembang. Tahun lalu, untuk pertama kalinya, jumlah barang impor bebas bea ini mencapai nilai US$ 11,9 milyar - jauh di atas barang impor kena bea masuk bernilai US$ 10,8 milyar. Taiwan ternyata tercatat sebagai negara pengekspor barang tanpa bea masuk terbesar, dengan nilai US$ 2,9 milyar, lalu Korea Selatan dan Hong Kong masing-masing US$ 2,5 milyar dan US$ 1,1 milyar. Tiga negara inilah yang merasa paling terpukul dengan kebijaksaan baru Washington itu. Jumlah barang eks Taiwan yang diperkirakan tidak kena bea masuk kini tinggal US$ 1,7 milyar. Dari Korea Selatan tinggal US$ 902 juta. "Kami terpukul melebihi perkiraan," ujar pihak kedutaan besar Korea di Washington. Belum jelas benar apakah beleid baru AS itu juga ikut memukul sejumlah barang ekspor dari Indonesia. Hanya, yang pasti, pihak Departemen Perdagangan di sini belum menerima protes dari para eksportir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini