Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Pertamina berencana menyalurkan 3 juta ton gas alam cair (liquefied natural gas atau LNG) ke dua negara di Asia Selatan, yaitu Pakistan dan Bangladesh. Keputusan ini akan dibicarakan lebih lanjut saat Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke kedua negara tersebut dalam waktu dekat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Lagi penjajakan intensif, kalau bisa pas Presiden (berkunjung) ke sana bisa sampai Sales and Purchase Agreement (SPA). Yang jelas salah satu agenda ESDM bahas kerja sama itu," kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar di Jakarta, Rabu, 17 Januari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Arcandra menjelaskan, masing-masing negara akan menerima pasokan LNG dari Pertamina sekitar 1-1,5 juta ton per tahun (million ton per annum/MTPA) dengan taksiran nilai US$ 6 miliar. "Nilai trading-nya masing-masing up to 6 miliar dolar, itu data yang saya terima," katanya.
Nantinya, proses ekspor LNG yang digarap Pertamina bekerja sama dengan perusahaan pelat merah Bangladesh (Petrobangla) dan Pakistan (Pakistan LNG Limited). Kontrak komitmen antara Pertamina dan kedua negara tersebut akan berlangsung selama 10 tahun.
Kebijakan ekspor LNG ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian nota kesepahaman (memorandum of understanding/MOU) yang telah diteken sebelumnya antara Pertamina dan kedua negara tersebut.
ANTARA