Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Industri Baterai Indonesia menandatangani Head of Agreement bersama dengan konsorsium Baterai LG dari Korea Selatan pada Kamis, 29 April 2021, lalu di Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Acara penandatanganan dihadiri oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Menteri BUMN Erick Thohir, Direktur Utama PT Industri Baterai Indonesia Toto Nugroho, serta pimpinan Konsorsium LG yang terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LG International, POSCO dan Huayou Holding.
Di samping itu, turut disaksikan juga secara daring oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Korea Umar Hadi dan Duta Besar Republik Korea untuk Republik Indonesia Park Taesung.
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan bahwa proyek ini sangat penting bagi seluruh pihak.
“Proyek baterai ini harus berjalan tepat waktu, bila mungkin malah dipercepat. Indonesia sangat serius, terbukti dari beberapa daerah, banyak gubernurnya di Indonesia membuat keputusan bahwa mobil listrik, terutama seperti bis dan kendaraan umum harus dipakai tahun ini. Bahkan Indonesia akan membangun ibukota baru di Kalimantan yang semuanya juga menggunakan mobil listrik,” ujarnya dalam siaran pers, Kamis, 6 Mei 2021.
Adapun Bahlil menyampaikan, acara penandatanganan tersebut merupakan momentum bersejarah bagi ketiga negara, Indonesia, Korea Selatan, dan Cina. Hal ini juga merupakan bukti pemerintah dan BUMN serius untuk segera merealisasikan proyek ini dengan cepat.
“Kami akan terus mendorong, mengawal, dan akan membantu sepenuhnya, selama kerangkanya ada dalam aturan yang ada di Indonesia dan bisnis yang saling menguntungkan. Sekarang setelah HoA ditandatangani, kita bikin FS [Feasibility Study] supaya bisa langsung kerja. Sekarang waktunya kita bekerja” katanya.
Di samping itu, Direktur Utama PT Industri Baterai Indonesia Toto Nugroho menyampaikan apresiasinya atas keseriusan pemerintah dalam mendorong keberhasilan proyek industri baterai. Pihaknya akan langsung berkonsolidasi dengan konsorsium Korea untuk menentukan target-target penyelesaian proyek.
“Hari ini, masih awal dari perjalanan IBC dalam mewujudkan ekosistem electric vehicle di Indonesia. Kami ingin Indonesia menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik. Untuk itu, kami perlu dukungan dari semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat,” katanya.
BISNIS
Baca juga: Soal Lobi Investasi Tesla, Bos BKPM: Pasang Surut Biasa, Dunia Belum Berakhir
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini