Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Industri Makanan Waspadai Kelangkaan Bahan Baku

Pertumbuhan industri makanan-minuman ditargetkan mencapai 5 persen.

25 Juni 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pedagang menimbang gula pasir eceran di Pasar Senen, Jakarta, 16 Maret 2020. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA - Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi Lukman menargetkan pertumbuhan industri makanan dan minuman pada akhir 2020 bisa mencapai 5 persen. Namun, kata dia, pelaku industri mewaspadai potensi kelangkaan beberapa jenis bahan baku, antara lain gula, garam, dan susu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada semester II, kata Adhi, pemerintah juga mesti mewaspadai kekurangan stok komoditas tersebut, termasuk untuk tidak terlambat menerbitkan izin impor. "Sehingga apabila ada kendala, kami bisa segera mengantisipasinya dengan mencari alternatif pasokan dari negara lain, " kata dia, kemarin.

Salah satu ancaman yang muncul sejak awal tahun ini adalah kekurangan stok gula dan daging sapi. Pada April lalu, pemerintah bahkan mengalihkan alokasi gula industri untuk diolah kembali dan disalurkan ke pasar retail karena harga komoditas ini sudah jauh di atas harga eceran tertinggi, yang dipatok Rp 12.500 per kilogram. Izin impor baru terbit pada April, sehingga pasokannya belum sepenuhnya mengucur pada konsumen rumah tangga dan industri.

Meski begitu, Adhi optimistis pasar industri makanan bakal melonjak, terlebih pemerintah sudah melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Dia juga menyebutkan bantuan sosial tunai akan mendorong daya beli masyarakat

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani, mengatakan daya beli masyarakat masih relatif rendah dan sulit untuk mendongkrak konsumsi pada akhir tahun. Shinta mencontohkan permintaan makanan-minuman pada Ramadan dan Idul Fitri lalu yang relatif stagnan. Menurut dia, pemulihan konsumsi masyarakat sangat bergantung pada seberapa cepat pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan. “Jika penciptaan lapangan kerja lambat di semester kedua, sulit untuk mendorong pertumbuhan industri makanan lebih dari 5 persen,” ujarnya.

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Abdul Rochim, mengatakan biasanya, pada Ramadan-Idul Fitri, permintaan makanan-minuman naik hingga 30 persen dibanding bulan-bulan lainnya. Namun tahun ini nyaris tidak ada pertumbuhan. Menurut dia, hanya beberapa produk yang mengalami kenaikan permintaan, seperti ikan kalengan dan mi instan, karena masuk dalam paket bantuan sosial.

Menurut Rochim, agenda pariwisata menjadi salah satu cara yang bisa diupayakan untuk mendorong permintaan makanan dan minuman. Pariwisata, kata dia, merupakan salah satu saluran pemasaran produk di luar gerai belanja, seperti supermarket. Rochim mengatakan akan berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk merencanakan agenda promosi pada akhir tahun.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita juga telah mengajukan anggaran tambahan sebesar Rp 3,4 triliun untuk mendongkrak industri yang terkena dampak Covid-19. Kementerian Perindustrian menganggarkan dana Rp 1,5 triliun untuk menjaga utilisasi industri. Pemerintah, kata Agus, juga mendorong program pertumbuhan substitusi impor yang membutuhkan anggaran Rp 500 miliar. "Pertumbuhan produk substitusi impor kami targetkan mencapai 35 persen," ujar Agus.

LARISSA HUDA


Industri Makanan Waspadai Kelangkaan Bahan Baku

 

 

 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus