Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Rizal Rakhman mengatakan pelonggaran ekspor alat pelindung diri (APD) yang dikeluarkan pemerintah diharapkan mampu mendorong kinerja industri tekstil yang terpuruk sejak pandemi. Ia mengatakan kinerja industri terjerembab -1,24 persen secara tahunan pada triwulan pertama lalu.
Dibukanya keran ekspor, kata Rizal, membuka peluang industri dalam negeri menjadi salah satu negara produsen APD. Agar industri tekstil bergerak dari hulu ke hilir, dia mengatakan, industri tengah mendorong penggunaan bahan baku dari dalam negeri. Terlebih, kata Rizal, sejumlah produk APD dalam negeri dengan bahan baku lokal sudah lulus sertifikasi internasional.
"Bahan baku poliester dalam negeri melimpah, persyaratan internasional ISO 16604 level III sudah lulus. Jadi, seharusnya tidak ada kendala menjadi pengekspor APD," ujar Rizal kepada Tempo, kemarin.
Menurut Rizal, setidaknya ada lima perusahaan tekstil yang sudah lolos ISO 16604 level III dengan bahan baku poliester oleh Intertek Headquarter yang berbasis di Cortland, New York, Amerika Serikat. Lima perusahaan tersebut adalah PT Sritex, PT SUM, PT Asia Pacific Fibers (APF), Busana Apparel, serta PT Pan Brothers. Jumlah tersebut masih akan terus bertambah seiring dengan besarnya peluang ekspor APD.
"Kalau masih menggunakan bahan baku impor, rangsangan terhadap industri hulu akan sangat kecil. Nilai tambahnya juga kecil," ujar Rizal.
Selama ini, kata Rizal, bahan baku APD masih sangat bergantung pada spunbond. Bahan tersebut jumlah produksinya sangat kecil di Tanah Air dan selebihnya harus diimpor. Sertifikasi yang dilakukan di beberapa negara, kata Rizal, merupakan salah satu strategi agar bahan baku APD bisa disubstitusi dengan poliester.
Sekjen Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSYFI), Redma Gita Wirawasta, mengatakan produksi APD dalam negeri tersebut diberi label INA United yang didukung penuh oleh pemerintah, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Hal tersebut dilakukan untuk memperkuat rantai pasok industri, dari hulu hingga hilir.
"Dengan label INA United, pemerintah akan membantu kampanye hingga pemetaan kebutuhan pasar ekspor," ujar Redma.
Beberapa pasar potensial yang dibidik oleh industri APD dalam negeri adalah Eropa, Amerika, dan Timur Tengah. Bahan baku poliester yang diproduksi dalam negeri sudah ada yang memenuhi standar hingga level tertinggi, dari Hong Kong, Taiwan, Amerika Serikat, hingga Jerman. Adapun harga produk APD lokal juga cukup bersaing dengan produksi negara lain.
Redma mengatakan, apabila permintaan dalam negeri diserap dari produk lokal, kapasitas produksi APD bisa mencapai 5 persen dari kapasitas total. Bila ekspor APD mulai dibuka dengan penetrasi yang kuat, dia optimistis penyerapannya bisa mencapai 10 persen dari kapasitas total. "Kalau peran atase perdagangan aktif, target tersebut bisa tercapai," ujar Redma.
Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Reisa Broto Asmoro, menuturkan baju hazmat dengan label INA United yang telah lolos uji ISO 16604 itu siap diproduksi sebanyak 17 unit per bulan oleh produsen industri tekstil. Jumlah tersebut, ujar Reisa, jauh lebih besar daripada kebutuhan dalam negeri.
Selain melibatkan 95 ahli senior dan 27 pakar muda dari berbagai disiplin ilmu, Reisa mengatakan, sertifikasi tersebut melibatkan ahli diplomasi dari Konsulat Jenderal RI di New York, Amerika Serikat. Selain di Amerika Serikat saja, produsen telah mengirim contoh produknya untuk diuji ke Hong Kong, Singapura, dan Taiwan.
“Ternyata seluruh produksi mereka sukses mendapat rekomendasi. Baju hazmat yang dihasilkan Indonesia ini bahkan dinilai lebih baik dan hemat biaya,” ujar Reisa, beberapa waktu lalu.
Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian, Elis Masitoh, mengatakan sejumlah perusahaan sudah ada yang menawarkan kontrak pembelian APD dalam negeri. Ia berharap pelonggaran ekspor yang dikeluarkan oleh pemerintah tidak mempersulit proses agar ada kepastian bisnis.
LARISSA HUDA
Industri Tekstil Dorong Bahan Baku APD Dalam Negeri
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo