Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan potongan tarif listrik 50 persen untuk pelanggan di bawah 2.200 VA pada Januari-Februari 2025 tidak cukup membantu kelas menengah yang sedang mengalami penurunan daya beli.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Insentif potongan listrik itu sebenarnya bagus, tapi sayang hanya dua bulan. Harus ada kebijakan yang lebih serius menyasar kelas menengah yang sedang turun,” kata dia saat ditemui wartawan di kantor CORE Indonesia, Jakarta Selatan pada Rabu, 18 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan potongan 50 persen untuk pelanggan kategori 2.200 VA ke bawah itu sebagai upaya melindungi daya beli masyarakat imbas kenaikan pajak pertambahan nilai atau PPN menjadi 12 persen. Hal itu ia sampaikan pada konferensi pers di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin, 16 Desember 2024.
Faisal menyitir data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut ada penurunan kelas menengah di Indonesia hingga 9,7 juta orang dibandingkan sebelum pandemi. Menurutnya, berdasarkan kajian CORE Indonesia, penurunan itu bukan hanya karena kondisi wabah Covid-19.
Pasalnya, penurunan kelas menengah juga masih terjadi setelah pandemi mereda. “Sebagai contoh kelas atas itu turun di 2021, tapi di 2023 langsung naik 22 persen,” ujarnya.
Menurut dia, booming komoditas yang terjadi pada 2022 berhasil memulihkan kelas ekonomi atas. Namun, masyararakat ekonomi menengah masih terus menurun. Pada 2021 kelas menengah turun 8 persen dan usai pandemi pada 2023 kembali turun 8,5 persen.
“Jadi bagaimana logikanya insentif hanya dua bulan sementara kelas menengah ini suah mengalami windfall selama 2 tahun,” kata dia.
Soal diskon tarif listrik, PT PLN (Persero) memastikan 81,4 juta pelanggan dengan daya 2.200 volt ampere (VA) ke bawah dapat diskon tarif listrik 50 persen. Para pelanggan dalam kategori tersebut akan mendapatkan diskon secara otomatis, berlaku selama Januari hingga Februari 2025.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo memastikan mekanisme penyaluran diskon listrik berjalan tepat sasaran dan tanpa proses registrasi. ”Dengan dukungan digitalisasi pelanggan yang kami lakukan, secara otomatis pelanggan dengan kategori tersebut mendapatkan potongan pada periode Januari hingga Februari 2025,” katanya dalam keterangan tertulis pada Selasa, 17 Desember 2024.
Annisa Febiola berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: PLN Siap Pasok 53 Gigawatt Listrik untuk Periode Nataru