Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tumpukan batu bara di atas kapal tongkang MV Parnon tumpah di perairan Muara Berau, Samarinda, Kalimantan Timur, pada Sabtu siang pekan lalu, pukul 14.30 WIB, 14 Desember 2019. Insiden ini pertama kali tersebar di media sosial lewat akun twitter @Berauterkini1 di hari yang sama.
“Investigasi oleh independen surveyor sedang dilakukan untuk mencari sebab terjadinya insiden ini,” kata Kepala Sub Direktorat Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Lana Saria, saat dihubungi di Jakarta, Senin, 16 Desember 2019.
Lana mengatakan, batu bara tersebut merupakan hasil tambang PT Bukit Baiduri Energi. Batu bara itu kemudian diangkut oleh Perusahaan Bongkar Muat (PBM) PT Suka Maru degan kapal MV Parnon.
Saat proses loading vessel, dinding kapal MV Parnon jebol. Tak ayal, batu bara berikut satu unit buldozer milik Suka Maru pun jatuh ke laut. Lana memastikan tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini. Akan tetapi, kegiatan di kapal MV Parnon untuk sementara dihentikan.
Kepala Teknik Tambang (KTT) Bukit Baiduri Energi juga telah melaporkan tumpahan batu bara ini kepada Kepala Dinas ESDM Provinsi Kalimantan Timur, Wahyu Widhi Heranata. Sebab, Bukti Baiduri Energi berada di bawah pengawasan Dinas ESDM Kalimantan Timur.
Tapi menurut aturan yang berlaku, kata Lana, tanggung jawab KTT hanya berada di wilayah pertambangan. Sehingga kejadian ini menjadi tanggung jawab Suka Maru, bukan Bukit Baiduri Energi. Nantinya, Dinas ESDM pula yang akan mengawasi hasil investigasi atas insiden ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini