Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pelabuhan barang di Pelabuhan Tanjung Priok yang dikelola oleh PT Pelindo II Persero mulai menjadi hub atau pelabuhan internasional yang melayani pengapalan ekspor-impor. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan saat ini sudah ada kapal-kapal yang berlabuh di Tanjung Priok, salah satunya kapal milik perusahaan Hyundai dari Korea Selatan.
"Tadi saya lihat kapal dari Korea mengangkut 4.000 kontainer, ini jumlah yang banyak dari baru pertama kali" ujar Budi Karya di Terminal Peti Kemas (TPK) Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Ahad, 6 Oktober 2019.
Dengan menjadi hub, Pelabuhan Tanjung Priok akan melayani kapal-kapal besar dari sejumlah negara secara langsung atau direct vessel. Selama ini, kapal ekspor-impor mesti berlabuh di Singapura untuk masuk ke Indonesia.
Budi Karya sempat meninjau kapal Hyundai yang mendarat di Tanjung Priok dalam kunjungannya pada Ahad siang. Berdasarkan komunikasinya dengan nakhoda kapal, Budi Karya mengatakan mereka tak menemui kendala saat mendarat di Jakarta Utara.
Dipolesnya Pelabuhan Tanjung Priok menjadi pelabuhan internasional, kata Budi Karya, akan berkontribusi meningkatkan kapasitas bongkar-muat. Berdasarkan data Pelindo II Cabang Tanjung Priok, pada 2017 kapasitas bongkar-muat hanya 6,5 juta TEUs.
Angka itu naik pada 2018 sebesar 7,5 juta TEUs. Hingga pengujung tahun nanti, ia menargetkan kapasitas pengapalan dan bongkar-muat barang di seluruh terminal di Pelabuhan Tanjung Priok akan melonjak 500 ribu TEUs menjadi 8 juta TEUs per tahun.
Dalam rangka meningkatkan kapasitas bongkar-muat dan memaksimalkan pembukaan jalur perkapalan internasional, Budi Karya mengatakan saat ini Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok dan kantor Bea Cukai telah membuka pelayanan 7x24 jam. "Selama ini barang-barang itu relatif tidak maksimal di Sabtu dan Minggu. Oleh karenanya saya minta ke tim perhubungan untuk aktifkan pelayanan pada akhir pekan," ujarnya.
Meski begitu, saat ini pengapalan barang internasional ekspor-impor secara direct vessel belum mencapai 100 persen. Ia berharap, ke depan proses pengiriman logistik sepenuhnya langsung melalui Tanjung Priok.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini