Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA — Pemerintah terus menjalin komunikasi dengan sejumlah produsen vaksin Covid-19 untuk memenuhi kebutuhan imunisasi di dalam negeri. Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional, Budi Gunadi Sadikin, menyatakan pemerintah telah mengantongi komitmen pengadaan vaksin sebanyak 155 juta dosis dari kebutuhan 246 juta dosis. Komitmen itu didapatkan dari Sinovac sebanyak 125 juta dosis dan Novavax sebanyak 30 juta dosis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk memenuhi sisanya, Budi menuturkan telah menemukan potensi pengadaan vaksin hingga 116 juta dosis. Vaksin itu antara lain berasal dari Pfizer dan AstraZeneca masing-masing 50 juta dosis. Sedangkan 16 juta dosis lainnya akan didapatkan dari COVAX, sebuah organisasi di bawah Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang bertugas memberikan akses vaksin, terutama bagi negara berkembang. Sebagai anggota, Indonesia berhak memperoleh vaksin sebanyak 20 persen dari total populasi. "Jadi, kami ada potensi memperoleh 16 juta dosis vaksin di semester II 2021," katanya, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Budi menuturkan, pemerintah juga berencana menjalin komunikasi dengan produsen vaksin di Amerika Serikat, Moderna. Perusahaan yang mengembangkan antivirus melalui platform mRNA tersebut merupakan salah satu sumber vaksin COVAX selain AstraZeneca, Novavax, serta tujuh produsen lainnya. "Moderna pekan ini akan kami hubungi," ujar dia.
Kandidat vaksin Moderna tercatat telah memasuki uji klinis tahap 3. Food and Drug Administration (FDA) atau badan pengawas makanan dan obat di Amerika berencana menggelar rapat pada 17 Desember nanti untuk membahas pemberian izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin tersebut.
FDA juga tengah mengkaji pemberian EUA untuk vaksin buatan Pfizer dan BioNTech. Sebelumnya, vaksin mRNA buatan perusahaan ini telah mengantongi EUA dari Medicines & Healthcare products Regulatory Agency London.
Khusus Sinovac, pemerintah akan mendatangkan vaksin tersebut secara bertahap hingga 2021. Saat ini 1,2 juta vaksin jadi telah berada di tangan PT Bio Farma (Persero). Sisanya akan datang pada Januari 2021. Sedangkan vaksin yang telah dipesan dari Novavax diperkirakan datang pada kuartal II hingga kuartal IV 2021.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyatakan pemerintah akan melakukan vaksinasi tahap awal menggunakan 3 juta dosis vaksin Sinovac. "Vaksinasi dilakukan setelah mendapat izin penggunaan darurat dari BPOM," katanya. Antivirus ini akan diberikan kepada tenaga kesehatan dan tenaga penunjang yang bekerja di fasilitas kesehatan di Jawa dan Bali. Wilayah itu dipilih lantaran memiliki populasi yang tinggi, sehingga berisiko tinggi terhadap penyebaran virus.
Program tersebut merupakan bagian dari vaksinasi pemerintah untuk 32 juta orang. Pemerintah menargetkan pemberian vaksin kepada 107 juta orang. Masyarakat yang tak masuk program vaksinasi pemerintah akan diberikan antivirus secara mandiri. Pelaksanaan vaksinasi mandiri ini akan digelar Kementerian Badan Usaha Milik Negara yang berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan.
Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito menyatakan kajian pemberian EUA untuk vaksin Sinovac masih berlangsung. Pihaknya menanti kelengkapan laporan uji klinis vaksin Sinovac untuk memastikan keamanan dan efektivitas antivirus tersebut. "Data harus menunjukkan efikasi minimal 50 persen agar vaksin bisa digunakan dalam kondisi darurat," ujarnya.
VINDRY FLORENTIN
Jalan Lain Cari Vaksin
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo