Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan pandangannya tentang masa depan Indonesia khususnya pada tahun 2030 mendatang. Perkiraan itu bertolak belakang dengan pernyataan yang dilontarkan Prabowo Subianto yang beberapa waktu terakhir ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Jokowi dengan optimistis memperkirakan bahwa masa depan Indonesia akan cerah di masa depan atau sekitar 12 hingga 27 tahun mendatang. "Di tahun 2030, kurang lebih kita akan menjadi (masuk ke dalam) 7 sampai 10 besar ekonomi terkuat di dunia," katanya ketika menyampaikan pidato dalam Rapat Kerja Nasional Asosiasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Seluruh Indonesia di Jakarta, Selasa, 27 Maret 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, dalam sebuah potongan video yang diunggah oleh akun Facebook resmi Partai Gerindra, Prabowo tampak berapi-api saat berpidato. Ia mengatakan sudah ada kajian di negara-negara lain yang menyatakan Indonesia akan bubar pada 2030.
Prabowo menilai hal itu bisa terjadi lantaran elite Indonesia saat ini tidak peduli meskipun 80 persen tanah di Indonesia dikuasai oleh 1 persen rakyat. Begitupun saat sebagian besar kekayaan Indonesia diambil di luar negeri.
Lebih jauh, Jokowi menyebutkan dengan perkiraan perekonomian Indonesia bakal menjadi 7 sampai 10 terkuat di dunia itu, seluruh bangsa harus merasa yakin. Bahkan untuk jangka waktu yang lebih lama lagi daripada 2030, berdasarkan pendapat sejumlah lembaga, Jokowi memperkirakan Indonesia dapat menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia dengan peringkat 4.
Jokowi lalu mengutip kalkulasi dan perhitungan yang dilakukan oleh McKinsey ataupun Bank Dunia sebelumnya. "Kita memiliki peluang 2040-2045 negara kita akan menjadi negara 5 besar ekonomi terkuat di dunia. Nomer 4 nanti Insyaallah," katanya.
Pada saat ini, ujar Jokowi, Indonesia berada di peringkat 16. Posisi itu, menurut dia, perlu disyukuri. Kendati demikian, ujarnya, terdapat banyak masalah yang harus dihadapi bersama-sama.
Bahwa masih ada beberapa masalah di lapangan, kata Presiden Jokowi, harus diselesaikan. "Terutama ketimpangan, kemiskinan, tugas kita bersama, dari pusat sampai daerah kita kerja keras selesaikan hal-hal yang harus diperbaiki," katanya. Oleh karena itu, ia berharap sinergi antara pemerintah pusat dan daerah serta DPRD dapat sebagai mitra kerja untuk mewujudkan stabilitas ekonomi dan stabilitas politik.