Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Jika mau main bola

Gaya hidup pengusaha pelabuhan tg.priok kelihatan prihatin. pergudangan tg.priok dialihkan ke pergudangan di cakung. terutama untuk barang impor dari pelabuhan cina, jepang, hong kong dan singapura. (eb)

1 April 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GAYA hidup kaum pengusaha pelabuhan Tg. Priok umumnya sudah banyak berobah. Terutama sejak 3 bulan terakhir ini mereka kelihatan prihatin, menahan diri dan membatasi pengeluaran. Restoran mewah, rumah bilyar dan tempat santai lainnya - semua itu sudah makin dijauhi mereka. Bahkan untuk main golf, yang seringkali dikaitkan dengan bisnis, mereka pun sudah jarang. Bisnis itu sendiri dirasakan sangat berkurang di Tg. Priok. Arus kapal di sana masih tetap stabil tapi sebagian arus barangnya sudah beralih ke Cakung, 12 km dari pelabuhan utama itu. Pengalihan itu--kini disebut orang sebagai "pencakungan" berdasar Inpres no. 12/1977 (TEMPO, 14 Januari)--terutama berlaku untuk barang impor berasal dari pelabuhan Asia, termasuk Jepang, Hongkong dan Singapura. kompleks pergudangan di Cakung yang dibangun pemerintah dengan investasi Rp 45 milyar kini tak begitu sepi lagi seperti halnya sebelum Januari. Ini bisa diketahui dari pendapatan Bea Cukai Wilayah X (Cakung) yang meningkat dari bulan ke bulan. Sebaliknya, di Tg. Priok penghasilan BC Wilayah IV menurun dari rata-rata Rp 18 milyar per bulan pada tahun 1977 ke Rp 16 milyar pada bulan Januari dan Rp 10,5 milyar per Pebruari. Bahkan tampak tanda-tanda bahwa BC Cakung mengejar, memperkecil selisih pendapatannya dibanding dengan BC Priok. BC Cakung menghasilkan, umpamanya, Januari Rp 5,3 milyar, Pebruari Rp 7 milyar dan sampai pertengahan Maret Rp 5 milyar. Bagi kaum pengusaha EMKL, pengalihan ke Cakung ini berarti harus menambah urusan dari satu ke dua tempat untuk menyelesaikan dokumen. Ini mengakibatkan ongkos kerja bertambah, sedang dokumen belum pasti bisa diselesaikan lebih cepat. Bagi kaum operator gudang lini I dan sambungannya, ini berarti kerugian besar. Gudang mereka tadinya selalu penuh tapi kini, menurut laporan satu pejabat di Priok, menyediakan cukup ruang untuk orang, jika mau, bermain bola. Karyawan mereka pun kini tampak santai dan berleha-leha. PT Tri Sari, satu EMKL yang merangkap operator gudang di situ, mulai berpikir untuk mempercepat masa pensiun bagi karyawannya. Ia melayani pergudangan untuk perusahaan pelayaran Jakarta Lloyd dan Samudera Indonesia. Dan ruang gudangnya kini terisi sekitar 25%, dibanding 80% sebelum masa "pencakungan" dimulai bulan Januari. Mulai April PT EMKL Dahan, juga operator gudang di situ, tadinya sanggup mengisi 90% tapi kini cuma 25%, suatu kemerosotan yang pasti mendebarkan jantungnya. Namun pimpinan PT Dahan masih memberanikan diri untuk menampung gudang yang sudah tidak sanggup diurus oleh rekan operator lainnya. Manajemennya menaruh harapan bahwa bisnis akan baik kembali dengan tibanya anggaran (pemerintah) baru mulai April ini. Sebelum April, demikian perhitungannya, pihak importir biasanya menahan diri. PT Pesaka Veem selama ini mengelola barang-barang berbahaya a.l. bahan kimia. Gudangnya kini hanya berisi sekitar 10%. Tapi pimpinannya juga tetap optimis, malah ingin meneruskan rencana untuk menambah areal pergudangannya di Jl. Yos Sudarso. PT Agung Raya dan Veem Perca tadinya memiliki gudang lini I (sambungan) yang terpaksa dibongkar. Ia membangun gudang baru guna menyesuaikan dengan usaha modernisasi pelabuhan, tentu dengan kredit bank sebesar Rp 350 juta (masa tenggang 6 bulan). Gudangnya yang baru hanya bisa diisi sekitar 25%, sedang dulu kemampuannya (di gudang yang sudah dibongkar) mencapai 80%. Maka kini Pl itu pasti pusing memikirkan kewajibannya membayar sukubunga dan mencicil pada bank. Dalam keadaan sulit sekarang, kaum pengusaha di Tg. Priok masih berada pada tahap prihatin dan merobah gaya hidup. Mereka belum sampai mengadakan rasionalisasi, menyusutkan' jumlah karyawan. "Semoga," demikian satu karyawan berdoa, "majikan kami tetap optimis."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus