Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin memperkirakan jumlah pergerakan penumpang di 20 bandara milik perseroan sampai akhir tahun ini tidak akan melampaui capaian tahun 2020 lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jumlah penumpang tak tumbuh lantaran ada berbagai kebijakan, seperti pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala besar dan rencana larangan mudik pada akhir tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pergerakannya hampir relatif sama dengan tahun lalu karena ada kebijakan (pembatasan masyarakat). Waktu Juli 2021, ada PPKM darurat, kemudian aturan perjalanan disesuaikan,” ujar Awaluddin saat ditemui di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kamis, 25 November 2021.
Pada akhir 2020, Angkasa Pura II mencatat jumlah penumpang di seluruh bandara hanya menembus 35,54 juta orang. Jumlah ini tiga kali lipat lebih kecil ketimbang 2019 yang mencapai lebih dari 90 juta orang.
Secara akumulatif, Awaluddin berujar, trafik penumpang pada 2020 masih ditopang oleh pergerakan sepanjang triwulan I. Saat itu, virus corona belum masuk ke Indonesia. Sedangkan pada 2021, pertumbuhan penumpang disokong pergerakan masyarakat pada triwulan III dan triwulan IV setelah adanya pelonggaran syarat perjalanan.
Awaluddin mengatakan pada kuartal terakhir 2021, akan terjadi pertumbuhan pergerakan dengan sebesar 9-10 persen. Meski demikian, perseroan, belum menghitung dampak pemberlakuan PPKM Level 3 yang akan berlangsung pada 24 Desember 2021 sampai 2 Januari 2022.
“Kami masih tunggu dulu regulasinya. Tapi secara umum animo masyarakat sudah meningkat sejalan dengan vaksinasi yang masif,” tutur dia.
Di sisi lain, Awaluddin melihat kondisi bisnis penerbangan pada 2022 masih akan dihadapkan oleh ketidakpastian akibat pandemi Covid-19. Perusahaan belum menargetkan pertumbuhan yang muluk-muluk seiring dengan berbagai pembatasan yang masih akan mungkin terjadi pada masa mendatang.
“Semua estimasi dan proyeksi kami masih konservatif. Jadi kami belum bisa terlalu progresif melakukan proyeksi. Tapi antisipasi kami, alat produksi, SOP, sistem tetap kami buat sehingga jika situasi membaik, kami tetap siap,” katanya.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.