Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Kadak kalah kodak kalah

Kamera langsung jadi polaroid sx-70 berhasil menyingkirkan kamera langsung jadi kodak lewat pengadilan di as. pt inter delta, agen kodak di indonesia terpukul. polaroid masih harus menghadapi fuji.(eb)

19 April 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERANG Polaroid Corp. vs Eastman Kodak Co., yang berkobar sejak 10 tahun lalu, berakhir sudah. Kodak, yang dituduh menjiplak 10 jenis teknologi kamera Polaroid SX-70 "langsung-jadi" yang sudah dipatenkan, belum lama ini divonis pengadilan tertinggi di Amerika tak boleh memproduksi lagi dan harus menarik semua kamera Kodak langsung-jadi yang telanjur dijual. Agen Kodak di sini ikut repot: menukar sebuah kamera dengan 20 rol film Kodak berwarna ASA 100 isi 36 ekspose. Kamera Polaroid langsung-jadi, yang dipasarkan sejak 1972 itu, pernah menghasilkan US$ 1 milyar pada 1977. Namun, penemu produk itu, Edwin L. Land, agaknya "fanatik" melindungi kekayaan intelektual perusahaannya. Hanya enam hari setelah kamera Kodak langsung-jadi keluar, 1976, seperti yang diberitakan Business Week Januari lalu Eastman Kodak Co. langsung dituntut. Kodak tak mampu bertahan - kendati sudah 10 tahun prosesnya. Produksi kamera Kodak langsung-jadi pun dihentikan, yang berakibat 500 karyawan pabriknya di Amerika kehilangan pekerjaan. Tapi, penghasilan Kodak yang di tahun 1984 pernah mencapai US$ 10,6 milyar hanya akan terpotong 3%. PT Inter Delta, yang mengageni Kodak di Indonesia, pun kena getahnya. Karena tak boleh lagi menjual kamera Kodak langsung-jadi, penghasilan Inter Delta terkupas 5%. Kamera yang ditarik itu, di Indonesia, belum ada 500 buah. Padahal, sejak 1976, sudah terjual sekitar 10.000. Sebuah kamera yang harganya bisa Rp 75 ribu hanya ditukar 20 rol film, yang nilainya Rp 60 ribu. Kalau ingin ditukar uang? Dipersilakan jual sendiri. "Ini kesempatan Inter Delta lebih memasyarakatkan film Kodak," kata sebuah sumber TEMPO. Rupanya, distributor ini ingin merebut konsumen film warna di sini, yang biasa menghabiskan 15 juta rol setahun. Sehingga porsinya 2,5 juta bisa meningkat. Tukang potret yang mangkal di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, tak tampak lagi menyandang kamera Kodak langsung-jadi. Untuk itu, Inter Delta terpaksa mengeluarkan dari koceknya Rp 50 juta, untuk mesin cuci-cetak satu jam jadi. Hasilnya? Masih perlu waktu untuk dinilai. Yang bergembira dengan kemenangan Polaroid Corp. di sini itu adalah PT Eresindo Jaya. Sejak awal bulan tahun ini Eresindo agen Polaroid di sini, sering kehabisan stok film langsung-jadinya. Penjualan tahun lalu sekitar satu juta pak (1 pak berisi 10 lembar), dan diharapkan meningkat 50% tahun ini menjadi 1,5 juta pak. Dengan ke-14 cabang Eresindo di seluruh Indonesia, merk Polaroid menyerbu "pasaran langsung-jadi". "Kamera langsung-jadi ini cukup menguntungkan Eresindo," ujar Teddy C. Gunawan, seorang manajernya. Apalagi, masyarakat sudah terpedaya, bahwa foto langsung-jadi itu adalah Polaroid. Promosi pun gencar untuk menyadap pasaran di empat negara Asia Tenggara - termasuk Indonesia. Setiap pembeli kamera Polaroid langsung-jadi T-635 dan dua pak filmnya boleh menginap gratis semalam di salah satu Hotel Hyatt di Indonesia, Malaysia, Muangthai, atau Singapura. Polaroid Corp. boleh menggiring kira-kira 16 juta konsumen kamera Kodak langsung-jadi. Setidaknya, itu untuk mengobati kerugiannya sekitar US$ 1 milyar karena bentrok dengan kodak. Namun, pasaran foto agaknya sudah jenuh dalam tiga tahun terakhir ini. Di Amerika, Polaroid bisa memonopoli pasaran kamera jenis ini. Tapi di sini, Eresindo masih dihadang Fuji, yang juga memasarkan kamera langsung-jadi. Persaingan ini tak bisa dihindari. PT Modern Photo, yang menyalurkan Fuji di Indonesia, tentunya ingin mengambil kesempatan. Nah, sejak bulan lalu, harga sebuah kamera Fuji langsung-jadi diturunkan dari Rp 179.000 menjadi Rp 110.000. Inter Delta kini boleh menonton Polaroid dan Fuji bersaing dalam kamera langsung jadi. Yang akan menarik, mungkin, jika Polaroid Corp., juga menggusur Fuji - karena teknologi kamera Fuji langsung-jadi mirip Kodak. Suharodjo Hs.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus