Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Kami Tidak Bisa Bergantung pada Batu Bara

Lesunya harga batu bara memaksa sejumlah pemasok komoditas ini untuk berinovasi. Seperti yang dilakukan PT Adaro Energy Tbk, produsen batu bara terbesar di Indonesia.

31 Juli 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lesunya harga batu bara memaksa sejumlah pemasok komoditas ini untuk berinovasi. Seperti yang dilakukan PT Adaro Energy Tbk, produsen batu bara terbesar di Indonesia.

Presiden DirekturAdaroEnergy,GaribaldiThohir, mengatakan perusahaannya kini bertarung dalam lelang bisnis pembangkit listrik non-batu bara. Adaro juga masuk ke usaha pengelolaan air bersih di sejumlah daerah. Garibaldi-yang akrab disapa Boy-mengakui bahwa hal ini menjadi upaya diversifikasi usaha sekaligus mengurangi ketergantungan Adaro terhadap pertambangan batu bara.

Lantas, apa saja strategi Boy dan Adaro di masa mendatang? Berikut ini petikanwawancaranya bersama wartawan Tempo, Robby Irfany, dua pekan lalu.

Harga batu bara baru sedikit membaik. Apa langkah Adaro?

Kami sudah biasa mengalami up and down. Bisnis komoditas selalu begitu, harganya berputar. Kalau harga naik, kami happy. Tapi kami tahu itu enggak stabil. Saya selalu bilang, harga batu bara di luar kontrol, sekarang kuncinya menekan biaya produksi. Kalau suatu perusahaan bisa efisien, dia bertahan. Efisien, harga paling bagus, kualitas paling baik, pasti menang.

Seberapa kuat Adaro saat ini?

Kami lihat empat tahun lalu sebagai masa paling berat untuk industri batu bara. Dari ratusan perusahaan, mungkin hanya 15 persen yang bertahan. Adaro salah satu yang bisa bertahan. Kami efisien dan punya bisnis model berbeda. Kami bertransformasi dari perusahaan tambang menjadi penyedia energi terintegrasi. Istilah saya, from pit, to port, to power.

Soal pembatasan ekspor batu bara pada 2025, bagaimana kesiapan Adaro?

Tahun 2025 kami sudah punya pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sendiri dan penggunaan batu bara domestik bisa 75 persen. Saat ini ekspor masih 75 persen. Kalau sudah ada pasar di dalam negeri, ngapain ekspor?

Adakah rencana untuk membangun industri hilir batu bara?

Penghiliran kan mencari nilai tambah. Batu bara kalau diolah menjadi gas akan dipakai untuk membangkitkan listrik. Kami sudah punya pembangkit, kok. Kadar emisi gas batu bara dengan gas biasa beda tipis. Yang membedakan teknologi pembangkitnya. Kalau mengolah batu bara ke bahan kimia, itu nanti. Harga saat ini tidak menguntungkan karena minyak sedang murah.

Adaro juga ikut lelangpembangkit gas. Apa pertimbangannya?

Karena kami mau total di bisnis energi. Kami bahkan mau ikut tender pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dari PLN. Kami juga ingin mereplikasi bauran energi untuk Adaro. Kami tidak bisa hanya bergantung pada batu bara. Kami juga masuk ke pengelolaan air, termasuk mendirikan pembangkit listrik tenaga air.

Apakah ini langkah Adaro untuk mengurangi ketergantungan pada bisnis komoditas yang naik-turun?

Sebenarnya tiga pilar kami sudah cukup: Adaro Mining, Adaro Logistics, dan Adaro Power. Sebab, kalau batu bara sedang turun, profit listrik akan naik. Kalau logistik, andaikata harga komoditas naik-turun, dia pasti dibayar. Saya ingin kontribusinya masing-masing sepertiga. Sekarang masih 55 persen dari tambang, 45 persen non-tambang. Nanti kalau PLTU 2 x 1.000 megawatt jadi, PLTU 2 x 100 megawatt jadi, dan PLTS jadi, sudah cukup.

Apakah Adaro Logistics segera menjadi perusahaan publik?

Visinya akan ke sana, tapi belum dalam 2-3 tahun ini. Ini visi jangka menengah dan jangka panjang. Anak usaha tambang kami juga banyak, lho. Mereka akan IPO suatu saat nanti, termasuk Adaro Logistics, Adaro Power, Adaro Water, dan Adaro Metcoal. Saya ingin, ketika dia listed, mencontoh Adaro Energy. Kami one of most liquid stocks.

Garibaldi Thohir
Lahir: Jakarta, 1 Mei 1965

Pendidikan:
Master of Business Administration Northrop University, California

Karier:
-PT Allied Indocoal (1992)
-Presiden Direktur Adaro Energy (2005-sekarang)
-Komisaris PT Indonesia Stock Exchange (2015-sekarang)

Penghargaan:
-Fortune Asias's 25 hottest people in business tahun 2012
-Forbes Businessman of the Year tahun 2011

Perusahaan terafiliasi:
-PT Provident Capital
-PT Merdeka Copper Gold Tbk
-PT Sumatra Copper & Gold
-PT Wahana Otomitra Multi Artha Tbk
-PT Wahana Makmur Sejati (Grup Wahana Artha)
-PT Alam Tri Abadi
-PT Semesta Centramas
-PT Adaro Power
-PT Bukit Enim Energi
-PT Bhakti Energi Persada
-PT Rehabilitasi lingkungan Indonesia
-PT Agri Multi Lestari
-PT Biscayne Investments
-PT Surya Esa Perkasa Tbk
-PT Trinugraha Thohir

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus