KETIKA berdialog di Manila, September 1977, ASEAN dan AS
membicarakan terutama soal dagang, investasi dan bantuan dollar.
Di Washington, 3-4 Agustus, kedua pihak akan berdialog lagi
mengenai hal sama. Seperti dulu, mungkin sekali ini pun tidak
banyak hasil yang bisa diharapkan. Namun bagi ASEAN, yang sekali
lagi akan dipimpin oleh Menlu Pilipina Carlos Romulo, kini akan
terbuka kesempatan lebih besar untuk didengar oleh banyak
pejabat tinggi AS, termasuk Presiden Carter dan Menlu Cyrus
Vance, dan kaum politisi di Congress, serta kalangan bisnis yang
berpengaruh.
Berita dari Washington menyatakan bahwa para pejab2t AS
berhasrat membina kerangka lebih luas untuk kerjasama AS-ASEAN,
khususnya di bidang perdagangan, investasi dan pembangunan.
Sudah dibayangkan bahwa soal terperinci tak akan mungkin
dibicarakan dalam pertemuan singkat itu, melainkan mungkin bisa
diusulkan garis besar landasan untuk kerjasama itu.
Bagi ASEAN, AS adalah no. 2 penting sesudah Jepang di bidang
perdagangan. AS sendin pun sudah melihat ASEAN sebagai potensi
pasar dalam pendekatannya berdagang ke Asia umumnya. Tadinya ada
kekuatiran ASEAN mengenai sikap proteksi yang meningkat di AS.
Tapi nyatanya langkah restriksi di AS, jika ada, tidak
merintangi ekspor ASEAN. Malah dalam perundingan di Jenewa
Januari yang lalu, AS menawarkan untuk mengurangi pajak impor
bagi kepentingan sejumlah produk dari kelima negara Asia
Tenggara ini. Preferensi dagang untuk komoditi ASEAN memang
menjadi tuntutan dalam dialog Manila tahun lalu.
Investasi AS di ASEAN selama ini kurang bisa digairahkan karena
peraturan perpajakan AS. Diduga hal ini disinggung lagi
sebagaimana halnya ketika di Manila dulu. Bantuan AS untuk
pembangunan ASEAN masih samar-samar. AS cenderung menyalurkan
bantuannya itu melalui Asian Development Bank. Ketika di Manila
diusulkan supaya AS mengikuti jejak Jepang -- janji $1 milyar
untuk proyek bersama ASEAN, delegasi AS yang dipimpin oleh
Menteri-muda Richard Cooper menanggapi secara dingin.
Melalui ADB itu pun akhir-akhir ini sikap Congress cenderung
mengurangi sumbangan AS. Namun sekali ini, menurut berita dari
Washington, AS berminat membantu ASEAN dalam masalah jangka
panjang seperti perencanaan pertanian, proteksi tanaman,
pencemaran lingkungan dan pembaharuan sumber energi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini