Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KEMENTERIAN Pertanian dituding mengetahui dugaan kartel ayam yang dilakukan 12 perusahaan pembibitan. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Muladno menyaksikan kesepakatan yang diteken perusahaan pembibitan untuk melakukan pengafkiran dini. Dalam surat edaran yang ditandatangani Muladno pada akhir November 2015, Kementerian Pertanian ikut merumuskan persentase jumlah induk ayam yang harus dimusnahkan setiap perusahaan. Alih-alih mencapai harga yang stabil, harga ayam umur sehari (day-old chicken) dan ayam hidup (live bird) melonjak setelah 2 juta ekor induk ayam dimusnahkan. Muladno tak membantah jika disebut menerbitkan surat edaran. "Supaya seimbang dan harga bisa normal, satu-satunya cara adalah pengafkiran dini," ujarnya kepada Ayu Prima Sandi melalui sambungan telepon, Kamis siang pekan lalu. Saat wawancara, Muladno berada di Yogyakarta.
Kenapa Kementerian Pertanian mengeluarkan surat edaran pengafkiran dini?
Ini berawal dari keluhan peternak pada 2013-2014. Mereka mengalami kerugian besar karena populasi final stock saat itu terlalu banyak sehingga harga anak ayam usia sehari dan ayam hidup di bawah harga pokok produksi. Supaya seimbang dan harga bisa normal, satu-satunya cara adalah melakukan pengafkiran. Ibunya yang dipotong supaya tidak bertelur. Persoalannya, proporsi tiap perusahaan belum ditentukan. Setelah angka ditentukan, mereka bingung siapa yang akan mengeksekusi duluan. Mereka minta agar saya membuat surat. Kalau diberi mandat, ya, saya lakukan. Terbitlah surat untuk semua perusahaan agar melakukan pengafkiran sesuai dengan porsi dan kapasitasnya.
Bukankah kebijakan itu melegalkan praktek kartel ayam yang dilakukan pengusaha?
Persepsi orang bisa bermacam-macam. Menurut saya, ada dua makna orang bersepakat. Bersekongkol untuk berbuat tidak baik. Ada juga bersepakat untuk berbuat kebaikan. Saya menilai ini sebagai konsolidasi untuk melakukan kebaikan. Intinya, kami dari pemerintah mengambil jalan ini karena peternak sudah lama mengeluh.
Pengafkiran dini justru menyulitkan peternak mandiri mendapatkan bibit anak ayam. Apakah pemerintah mempertimbangkan ini?
Itu jadi pertimbangan. Tapi mayoritas peternak sebelumnya menjerit. Makanya konsolidasi jalan terus. Bila ada yang terkena imbas dari keputusan ini, ya, itu salah satu risiko. Kalau kenaikan harga terjadi di semua tempat, mungkin kebijakannya keliru. Tapi kenaikan harga tidak terjadi di semua wilayah. Di beberapa daerah, harga anak ayam masih di bawah harga pokok produksi. Artinya, di tempat lain harga bibit ayam usia satu hari naik, tapi di tempat lain normal-normal saja. Tapi, secara umum, peternak yang menjerit sudah terobati.
Apakah solusi untuk mengurangi populasi hanya afkir?
Itu salah satu opsi. Telur tetas juga bisa dimusnahkan. Tapi rupanya pengusaha punya alasan kenapa tidak menggunakan cara itu. Saya tidak tahu. Mereka yang lebih tahu.
Tapi pengafkiran dini ini hanya menguntungkan pengusaha besar, bukan peternak mandiri.…
Saya tidak tahu menguntungkan atau tidak. Terus terang saya tidak tahu. Saya tidak kompeten menjawab itu.
Sudah ada pemanggilan dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha?
Secara resmi belum ada. Kalau dipanggil siap saja.
Persoalan harga ayam selalu muncul tiap tahun. Apa rencana Kementerian Pertanian memperbaiki tata niaga ayam?
Pertama, kami akan melakukan sensus induk ayam dan grand parent stock. Kedua, akan kami buat e-poultry. Jadi akses data setiap perusahaan dari waktu ke waktu akan termonitor. Dari situ, data menjadi sangat akurat. Dari penyebaran hingga di mana perusahaan berada. Semua menjadi transparan. Dari situ, harga bisa stabil.
Senior Vice President Head of Marketing & Sales Feed Division PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk Budiarjo Soebijanto :
Pengafkiran Dini Kebijakan Pemerintah
PT Japfa Comfeed Indonesia membantah jika disebut terlibat kartel ayam. Salah satu perusahaan pembibitan unggas kakap ini berdalih kesepakatan melakukan pemotongan dini induk ayam bukan datang dari pengusaha. "Afkir dini sesuai dengan kebijakan Kementerian Pertanian untuk merespons jeritan peternak," kata Senior Vice President Head of Marketing & Sales Feed Division PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk Budiarjo Soebijanto kepada Akbar Tri Kurniawan dari Tempo melalui pesan WhatApps, Rabu pekan lalu. Multibreeder tak lain anak usaha PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
Japfa Comfeed dituding melakukan kartel ayam.
Itu tidak tepat karena breeder melaksanakan afkir dini sesuai dengan kebijakan dari Kementerian Pertanian yang merespons jeritan peternak broiler. Peternak merugi sejak 2014 akibat kelebihan pasokan anak ayam. Ini terjadi akibat kelebihan impor grand parent stock sejak 2013.
Jadi sumber masalahnya adalah membeludaknya grand parent stock Charoen Pokphand?
Itu benar. Semua pelaku perunggasan dan pemerintah juga tahu. Komisi Pengawas Persaingan Usaha seharusnya menggali akar penyebab kemelut perunggasan dari situ.
Ada tudingan melimpahnya stok dan meruginya perusahaan hanya strategi untuk menguasai pangsa pasar unggas hulu-hilir. Tudingan juga diarahkan kepada Japfa Comfeed….
Dalam berbisnis, semua level yang mengandung unsur investasi harus mendatangkan untung. Kalau ada penanaman modal yang diharuskan rugi, maka salah belajar ekonomi. Lembaga keuangan, termasuk pemerintah, tak mau membiayai investasi yang rugi. Bisnis itu juga harus memberi manfaat untuk bangsa dan negara, bukan berpikir mikro egois untuk kepentingan pribadi.
Direktur Pemasaran PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Jemmy Wijaya :
Kami Tak Bisa Sembarangan
HAMPIR sepekan disebut terlibat praktek monopoli ayam, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk tak banyak memberi pernyataan. Sempat menolak ditemui, Charoen menyanggah kesepakatan pemotongan dini induk ayam datang dari perusahaan. "Sebagai perusahaan terbuka, kami tidak bisa sembarangan," kata Direktur Pemasaran Charoen Pokphand Jemmy Wijaya kepada Akbar Tri Kurniawan, Ayu Prima Sandi, dan fotografer Tony Hartawan dari Tempo di Mercure Hotel Ancol, Jakarta, Kamis pekan lalu. Charoen menjadi sorotan karena, di antara perusahaan pembibitan, pangsa pasarnya paling besar. Itu sebabnya pengafkiran dini induk ayam milik Charoen mencapai 50 persen. Selama wawancara, Jemmy didampingi Suparman, salah satu komisaris Charoen.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyebutkan Charoen Pokphand terlibat kartel ayam. Apa penjelasan Anda?
Kami melakukan apa yang dianjurkan pemerintah. Kami perusahaan terbuka. Semakin besar, semakin tidak bisa sembarangan. Kalau memang pemerintah minta, pasti kami ikuti. Proses afkir induk ayam jelas. Begitu KPPU menyurati Pak Dirjen untuk menghentikan afkir, Pak Dirjen meminta kami menghentikan pengafkiran. Ya, kami stop. Tidak mungkin kami berani menjalankan yang tidak sesuai dengan anjuran pemerintah.
Banyak yang menilai semua ini akibat kompetisi antara Charoen Pokphand dan Japfa Comfeed memperebutkan pangsa pasar….
Industri peternakan berkembang sampai hari ini. Ekonomi kita pada 2011-2012 luar biasa bagus. Saat itu kami juga diajak mewujudkan mimpi Indonesia menembus double consumption pada 2017. Kami ingin memenuhi harapan pada waktu itu. Jadi tidak sepenuhnya tepat kalau dibilang kami bersaing.
Asumsi itu yang melandasi Charoen Pokphand menggenjot produksi anak ayam sehingga melimpah?
Tentu. Namanya juga bisnis. Apalagi pada waktu itu situasi ekonomi bagus sekali. Lalu diberi tahu ekonomi ke depan bakal bagus lagi. Akhirnya semua mengambil langkah yang sama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo