Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Kecapi jepang buatan jawa

Slamet,42,perajin kecapi dari desa cemani,sukoharjo,jawa tengah yang sukses. untuk pertama kali mengeks por 240 kecapi ke jepang,dengan harga rp 30 ribu perbuah. ia sanggup membuat 300 buah kecapi/bulan.

14 Juli 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DAWAI-DAWAI kecapi yang berdenting di pertunjukan kabuki, di Tokyo atau kota lainnya di Jepang, ternyata tidak semuanya buatan lokal. Mungkin saja kecapi itu dibikin oleh Slamet dari Desa Cemani, Sukoharjo, Jawa Tengah. Dan kualitasnya ditanggung prima. Seperti banyak perajin lainnya -- kulit atau perhiasan -- kualitas karya Slamet dalam waktu singkat mendapat pengakuan konsumen Jepang. Kisah sukses Slamet bermula pada seorang wiraswastawan dari Jakarta, yang memberikan desain kecapi Jepang kepadanya. Itulah awal bagi Slamet, 42 tahun, hingga akhirnya terjun sebagai perajin kecapi. Dan akhir Juni lalu, untuk pertama kali ia mengekspor 240 kecapi ke Jepang. Slamet -- dahulunya pembuat gitar dan biola -- mempekerjakan beberapa pemuda anggota karang taruna setempat, yang dilatih dulu olehnya. "Kecapi yang kami buat ini menggunakan tiga dawai, tapi pada saat dimainkan sanggup mengeluarkan nada sampai empat oktaf," tutur Slamet. Selain tripleks, bahan baku kecapi adalah kayu agatis -- jenis kayu yang kini sulit diperoleh di Jepang. Harganya? Dari tangan Slamet, dilepas Rp 30 ribu per buah. Slamet dan lima pemuda drop out yang membantunya sanggup menghasilkan 300 buah kecapi per bulan. Padahal, "Kalau kami bisa menghasilkan 1.000 buah per bulan, eksportirnya masih mau menerima," ujar Slamet pula. Ini berarti peluang masih menganga. Tinggal menambah tenaga perajinnya saja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus