Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kedelai Batan Diklaim Tinggi Protein dan Rendah Lemak dibanding Produk Impor

Anhar Riza Antariksawan mengatakan rata-rata varietas-varietas kedelai unggul yang diciptakan Batan memiliki protein yang lebih tinggi

14 Januari 2021 | 08.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pekerja tengah menyelesaikan embuatan tempe di Komplek KOPTI Semanan, Kalideres, Jakarta, Kamis, 7 Januari 2021. Secara bersamaan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meluncurkan operasi pasar untuk menekan harga kedelai di pasaran yang saat ini mengalami kenaikan dan dalam operasi pasar ini, kedelai akan dijual ke pengrajin seharga Rp 8.500 per kilogram (kg) dan diupayakan bertahan selama 100 hari ke depan. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Anhar Riza Antariksawan mengatakan rata-rata varietas-varietas kedelai unggul yang diciptakan Batan memiliki protein yang lebih tinggi dan lemak yang lebih rendah dibanding kedelai impor

"Kedelai Batan lebih tinggi protein dibanding kedelai impor," kata Anhar dalam konferensi pers virtual, Jakarta, Rabu 13 Januari 2021.

Dari hasil penelitian, Anhar menuturkan rata-rata kandungan protein dari varietas kedelai Batan yang sebesar 39,82 persen lebih tinggi dibandingkan kedelai impor yang sebesar 37,1 persen.

Rata-rata kandungan lemak kedelai Batan sedikit lebih rendah, yakni sebesar 17,61 persen, dibandingkan kedelai impor yang sebesar 19,41 persen.

Anhar menuturkan hingga saat ini ada 14 varietas kedelai unggul yang telah dikembangkan Batan, yaitu Muria, Tengger, Meratus, Rajabasa, Mitani, Mutiara 1, Mutiara 2, Mutiara 3, Gamasugen 1, Gamasugen 2, Kemuning 1, Kemuning 2, Sugentan 1, dan Sugentan 2.

Khusus untuk Sugentan 1 dan Sugentan, saat ini sedang menunggu Surat Keputusan Menteri Pertanian. Dua varietas kedelai unggul yang baru itu sudah mendapatkan rekomendasi calon varietas tanaman pangan sebagai varietas unggul dari Tim Penilai Varietas Tanaman Pangan pada Desember 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini



Kandungan protein pada kedelai Kemuning 1 sebesar 39,4 persen sementara kandungan lemaknya sebesar 15,89 persen.

Pada kedelai Mutiara 1, kandungan protein sebesar 37,7 persen dan kandungan lemak sebesar 13,8 persen. Pada kedelai Mitani, kandungan protein sebesar 42,56 persen dan kandungan lemak sebesar 20,8 persen.

Anhar mendorong untuk menggunakan kedelai lokal dari varietas unggul yang tentunya jauh lebih segar, sehat dan enak. Dia menuturkan varietas-varietas unggul tersebut dikembangkan dengan sasaran meningkatkan produktivitas, mempersingkat umur tanam, dan membuat tanaman lebih tahan hama.

"Dengan keunggulan-keunggulan pada varietas kedelai tersebut, petani di Indonesia semakin tertarik menanamnya dalam rangka meningkatkan pendapatan para petani dan mendukung upaya swasembada kedelai di Indonesia," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus