Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Keluar Kandang tanpa Pelindung

16 November 1998 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bagaimana nasib Liem Sioe Liong alias Sudono Salim setelah cantolan kekuasaannya lengser? Pemilik sekitar 300 perusahaan ini rupanya memilih mengungsi ke luar negeri. Selain karena tak punya "pelindung" lagi, beban kasbon dari Bank Indonesia sebesar Rp 35 triliun membuat kakek 82 tahun ini merasa sesak napas berbisnis di Indonesia. Melalui penerusnya, Anthony Salim, upaya membesarkan bisnis dilakukan di Singapura, Hong Kong, dan Filipina. Di negerinya Cory Aquino itu Om Liem sempat mengincar saham mayoritas The Phillipine Long Distance Telecomunication (PLDT), semacam Telkom-nya Filipina. Selain itu, Salim juga berusaha menguasai saham San Miguel, pabrik bir legendaris negeri itu. Tapi, setelah mendengar harga saham pabrik tersebut akan turun, ternyata sahamnya dijual lagi. Gagal di Filipina Om Liem melompat ke Thailand. Di Negeri Gajah Putih tersebut konglomerat nomor wahid Indonesia ini meresmikan sebuah perusahaan induk senilai 4,5 miliar baht atau sekitar Rp 8 triliun. Perusahaan yang baru diresmikan Oktober lalu itu berperan sebagai perusahaan yang melakukan berbagai investasi di Thailand untuk pemulihan perekonomian negeri yang lebih dahulu dilanda krisis ekonomi daripada Indonesia ini. Rupanya Om Liem tidak hanya membeli, tapi juga menjual saham perusahaannya di luar negeri. QAF, sebuah perusahaan di Singapura yang 70 persen sahamnya dimiliki Om Liem, tengah berembuk untuk menjual 51 persen sahamnya di Shop N Save--sebuah jaringan supermarket--dengan harga S$ 25 juta (sekitar Rp 115 miliar), ke Delhaize Le Lion, Belgia. Nah, Delhaize ini adalah mandor dan operator Superindo, supermarket Salim di Indonesia. Delhaize ini juga memegang surat utang Salim yang bisa dikonversikan menjadi saham Superindo. Rencananya, akhir tahun ini Delhaize akan mengusai 13 toko Superindo di Indonesia. Yang juga akan dijual oleh Salim adalah PT Indofood Sukses Makmur, yang ditawarkan ke The Australian Wheat Board (AWB), sebuah lembaga swasta yang bertugas menjaga kestabilan harga gandum di Australia. Sedangkan AWB sendiri merupakan pemasok gandum terbesar ke Indonesia. Akan berhasilkah berbagai sepak terjang bisnis Om Liem di luar negeri ini? Menurut Lin Che Wei, Direktur Riset SocGen, Salim tak akan besar di luar negeri. "Dia itu jago kandang," kata Che Wei. Ia mengakui, ekspansi Salim di luar negeri memang sedikit mencengangkan. Tapi, menurut Che Wei, itu justru menunjukkan bahwa Salim sedang meraba-raba. "Ia membeli ini-itu untuk mencari pegangan baru," tuturnya. Menurut hitungan Che Wei, dari semua bisnis itu tak ada yang menghasilkan uang sebesar ketika Salim berlaga di Indonesia. Lagipula di Indonesia Om Liem menjadi besar karena fasilitas dari Soeharto. Jadi, kalau ingin berhasil di luar negeri, "Dia harus bertarung dengan kekuatan sendiri," ujar Che Wei. Dan kekuatan itu yang kini sedang diuji.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus