Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian Perhubungan atau Kemenhub berkolaborasi dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) membangun sistem transportasi cerdas di Indonesia. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, jika bicara tentang transportasi cerdas, perlu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan transportasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Budi menjelaskan bahwa pihaknya terus mendorong penerapan sistem transportasi cerdas dengan memanfaatkan teknologi informasi, baik di sektor transportasi darat, laut, udara dan perkeretaapian. Hal itu diharapkan mampu memberikan kemudahan, kenyamanan, dan solusi bagi pengguna jasa transportasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sistem transportasi cerdas juga diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan meningkatkan keselamatan transportasi,” ujar dia lewat keterangan tertulis, Kamis, 27 Oktober 2022.
Menurut Budi, kementerian yang dipimpinnya terus meningkatkan kolaborasi dengan PII khususnya dalam pembangunan infrastruktur transportasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Dia menuturkan bahwa pembangunan IKN sangat membutuhkan pemikiran yang konseptual dari para insinyur.
"Untuk IKN kita bangun bus listrik. Selanjutnya kita juga akan memikirkan bagaimana membangun kapal listrik," ucap Menteri Budi.
Kemenhub juga melibatkan PII di sejumlah kegiatan di sektor transportasi. Misalnya, Budi mencontohkan, melakukan pengawasan pada pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang dalam jangka panjang akan diteruskan hingga ke Surabaya.
"Kerja sama juga dilakukan untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) di sektor transportasi," tutur Budi.
Sementara itu, Ketua Umum PII Danis Hidayat Sumadilaga mengungkapkan, PII memiliki misi untuk mewujudkan profesi insinyur yang berdaya saing. Sehingga kolaborasi dengan Kemenhub menjadi salah salah satu upaya mewujudkan hal tersebut.
Menurut Danis, saat ini Indonesia memiliki 5.300 insinyur per satu juta penduduk Indonesia. Jumlah tersebut masih kurang daripada negara lain seperti Vietnam yang memiliki 9.000 insinyur per satu juta penduduk, dan Korea Selatan yang memiliki 25.000 insinyur per satu juta penduduk.
“Menyongsong Indonesia Emas 2045, kami berharap ada kurang lebih 25 ribu insinyur per satu juta penduduk di Indonesia. Baik itu insinyur yang berada di industri, akademisi dan pemerintahan,” ujar Danis.
Baca Juga: Mobil Otonom Bakal Jadi Alat Transportasi di IKN, Begini Kata Kemenhub