ASTRA Credit Company yang populer dengan nama ACC, telah menjual sahamnya kepada General Electric Capital Company (GECC) dari AS. Hal ini dijelaskan oleh Wakil Presiden Direktur PT AII, Edwin Soeryadjaya, Kamis pekan lalu. Dikatakannya, ACC justru sudah mengoperkan sebagian sahamnya dan memperoleh tambahan modal sekitar Rp 98 milyar. ACC adalah bagian dari Astra group yang membawahkan tujuh anak perusahaan bidang jasa keuangan, termasuk pembiayaan kendaraan bermotor dan mesin-mesin. Ketujuh perusahaan itu memakai nama Sedaya, antara lain PT Astra Sedaya, PT Adipura Sedaya, PT Estika Sedaya. Empat di antaranya merupakan usaha patungan dengan yayasan dana pensiun bankbank pemerintah. Setelah menyuntikkan Rp 98 milyar, GECC kini memiliki 30% saham yang kelak mungkin bisa meningkat jadi 46%. Menurut Michel Ruslim -- eksekutif yang membawahkan Astra Credit Company -- 10 Maret lalu GECC telah membeli 30% saham mereka senilai US$ 21 juta. GECC juga membeli sejumlah surat utang bernilai US$ 28 juta yang bisa diubah menjadi saham (convertible bonds). "Nilai convertible bonds lebih tinggi dari nilai saham, sebab ini merupakan pinjaman," kata Michel. Surat utang itu berjangka waktu tiga tahun, tapi tingkat bunganya belum diketahui. GECC sendiri merupakan sebuah lembaga keuangan bukan bank (LKBB) terkemuka di AS. "Pengelolaannya mendapat nilai triple A. Tak banyak lembaga keuangan bukan bank yang mendapat nilai begitu," kata Ram Sharma, kepala perwakilannya di Jakarta. Menurut Edwin, inisiatif kerja sama ini dilakukan oleh pihak GECC dan negosiasi sudah dimulai sejak awal 1990. Sedangkan GECC memilih Astra sebagai mitra karena grup ini merupakan perusahaan industri mobil terbesar di Indonesia. Melalui kerja sama ini, GE akan mentransfer teknologi dan ilmu manajemen keuangan nonbank kepada Astra. GE yang kalah dalam tender PLTGU Tanjung Priok, kini sibuk mempersiapkan Pembangkit Listrik Paiton 56 bersama Mitsui dan PT Era Persada (Hasyim Djojohadikusumo) di Jawa Timur. "Kami yakin kegiatan bisnis GE di Indonesia akan bullish," kata Ram Sharma.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini