Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya bekas Juru Bicara Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Wimar Witoelar. Ia mengenang Wimar sebagai seorang yang sangat peduli mengenai Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Wimar menunjukkan kepedulian dengan aktif mengisi ruang publik dengan pemikiran dan percakapan yang bernas, cerdas, kritis, jenaka namun tetap santun," ujar Sri Mulyani melalui akun instagram resminya @smindrawati, Rabu, 19 Mei 2021. Sifat Wimar tersebut, menurutnya, membuat bercakap dan bertukar pikiran menjadi menyenangkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sri Mulyani mengaku mengenal Wimar sejak awal perjuangan reformasi Indonesia pada 1998-1999. ia kerap berada dalam satu forum dengan Wimar untuk menjelaskan pentingnya reformasi kepada publik.
"Wimar, seorang kawan sejati dan selalu setia dengan cita-cita menjaga Indonesia," ujar dia. Dalam unggahannya itu, Sri Mulyani pun menunjukkan foto bersama dengan Wimar di Washington DC 2014 lalu.
Dengan meninggalnya Wimar, Sri Mulyani mengaku kehilangan seorang kawan yang setia dan peduli. "Selamat jalan Wimar, Indonesia dan saya kehilangan seorang yang kawan yang selalu setia dan peduli. Semoga engkau mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan selamat kembali berjumpa dengan Suvatchara Witoelar," ujar dia.
Wimar Witoelar (WW), meninggal dunia pada usia 75 tahun. "Benar," ujar Wahyu Muryadi, bekas Jubir Gus Dur lainnya, mengonfirmasi berita duka tersebut lewat pesan singkat, Rabu, 19 Mei 2021.
Sebelum wafat, Wimar menjalani masa kritis di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Jakarta. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sempat mengunjunginya, kemarin.
Sosok Wimar Witoelar tidak hanya dikenal sebagai juru bicara kenamaan era Presiden Abdurrahman Wahid. Dia juga merupakan tokoh reformasi Indonesia, jurnalis, sekaligus kolumnis yang bernas, karena keberaniannya memberikan kritik pada era pemerintahan Orde Baru melalui lontaran-lontaran jenaka namun kritis melalui program televisi yang dipandunya.
Kelantangannya tersebut membuat Wimar Witoelar masuk dalam jajaran aktivis yang terpandang dan disegani sejak era itu hingga sekarang.
CAESAR AKBAR | DEWI NURITA