Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan Komoditi (Bappebti) Didid Noordiatmoko memastikan bursa kripto akan diluncurkan bulan ini, Juli 2023. “Sudah siap, akan kami luncurkan,” ujar dia saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, pada Rabu, 12 Juli 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rencana awalnya, kata dia, bursa kripto akan dirilis pada Juni 2023. Namun pada Mei 2023 lalu, Didid menunaikan ibadah haji dan baru kembali ke Indonesia pada 3 Juli 2023. Sehingga waktu peluncuran bursa kripto mundur dari jadwal. Meski begitu, semua proses untuk peluncuran sudah rampung.
Bappebti lakukan pengkajian
Didid mengaku harus melakukan pengkajian terlebih dahulu dalam sepekan ini. “Kemarin kami sudah lakukan tes integrasi sistem antara pedagang, bursa, kliring, dan depository,” tutur dia. Sehingga saat ini sudah ada tiga komponen yakni lembaga bursa, kliring, dan kustodian.
Sudah bersurat ke Menteri Perdagangan
Bappebti, dia berujar, juga sudah bersurat ke Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan melaporkan rencana soal bursa kripto itu. Jika tidak ada arahan lain, Didid akan menandatangani izinnya. Berdasarkan izin tersebut, akan diberikan waktu satu bulan kepada pedagang berizin untuk bergabung dengan bursa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika sudah banyak pedagang berizin yang mendaftar, Didid menjelaskan, baru bursa kripto bisa diluncurkan. Paling tidak, kata dia, separuh pedagang sudah bergabung menjadi anggota bursa.
Selama ini sudah ada pedagang yang memegang saham di bursa, tapi ada juga yang tidak memegang saham. Nantinya, kata Didi, semua pedagang menjadi anggota bursa.
“Nanti kalau pedagang sudah bermain di bursa, masyarakat yang main di bursa, nanti uangnya atau penyerahannya akan ada di kliring. Sementara wallet-nya akan dikuasai kustodian,” ucap Didid.
Bursa kripto ciptakan kepercayaan dan datangkan investor
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) Teguh Kurniawan Harmanda merespons positif rencana Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti untuk membentuk bursa aset kripto.
“Secara global, (bursa aset kripto) belum tentu mengerek harga. Tapi dari sisi perdagangan di Indonesia, tentu akan menciptakan kepercayaan dan mendatangkan investor baru. Kami optimistis untuk hal itu,” kata Teguh kepada wartawan di Gedung Bappebti, Kamis, 5 Januari 2023.
Dari sisi global, Teguh menyebut perdagangan kripto di Indonesia belum seluar biasa transaksi kripto secara global. Sehingga, walaupun volume transaksi meningkat, belum tentu optimal dan bisa menggerakkan harga. Sebab di level global, Indonesia belum menjadi pemain yang menonjol.
Nasabah kripto di Indonesia terus meningkat
Namun demikian, Teguh optimistis karena statistik menunjukkan bahwa nasabah kripto di Indonesia terus meningkat—meski volume transaksinya turun. Hal ini sebagaimana data Bappebti yang menunjukkan bahwa total pelanggan terdaftar aset kripto naik dari 11,2 juta pada 2021 menjadi 16,55 juta pada 2022.
Hanya saja, nilai transaksi aset kripto pada 2022 menurun. Sepanjang Januari hingga November 2022, nilai transaksi tersebut hanya mencapai Rp 296,66 triliun alias dari Rp 859,4 triliun pada 2021.
Ihwal banyaknya nasabah kripto, Teguh yakin dalam jangka jika pengguna tersebut konsisten melakukan trading maka secara otomatis volume transaksi akan terkerek. “Orang Indonesia punya variasi apalagi kemudian ada listing coin Indonesia. Ini juga akan menggiatkan adanya proses-proses perdagangan kripto khusus coin Indonesia,” ucap Teguh.
Konsep bursa kripto sama dengan Bursa Efek Indonesia
Adapun pada Agustus 2022 lalu, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menjelaskan secara umum konsep dari bursa kripto akan sama dengan Bursa Efek Indonesia. “Untuk kepemilikannya itu nanti kita bicarakan selanjutnya ya, tapi intinya ini kan bursa konsepnya sama kalau lihat di bursa efek Indonesia,” ujar dia pada 15 Agustus 2022.
Bedanya, Jerry menambahkan, bursa kripto adalah untuk komoditas kripto. Namun di dalamnya kurang lebih sama, ada unsur pelaku usaha, karena memang dimaksudkan untuk memberikan kepastian dan kenyamanan bagi konsumen.
“Juga para pelaku usaha.”
Menurut dia, nantinya akan ada pedagang aset fisik kripto di dalam bursa tersebut, karena itu sudah menjadi bagiannya. “Ya saya pikir begitu,” kata Jerry. Seperti bursa efek, bagiannya adalah bagaimana cara pelaku usaha itu bisa bergabung bersama untuk bisa sekaligus berpartisipasi membesarkan perdagangan aset kripto dan komoditas.
“Oleh karena itu memang salah satunya adalah dari pelaku usaha. Itu nanti kita bicarakan dan lihat perkembangannya,” kata Jerry lebih jauh soal bursa kripto tersebut.
MOH KHORY ALFARIZI | RIRI RAHAYU | CAESAR AKBAR